Maulid Nabi Jadi Ruang Mencari Barokah dan Ketenangan Hati

0
102
Gus Idrar Maimoen menyampaikan mauidhah hasanah di Jepara

JEPARA, Suaranahdliyin.com – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi ruang refleksi spiritual bagi jamaah untuk mencari barokah, ketenangan hati, dan memperdalam rasa syukur.

Hal itu disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang KH. Idror Maimoen dalam mauidhah hasanah dalam Gebyar Maulid Akbar Majelis Ta’lim dan Sholawat Al Anwar di Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Ahad malam (14/12/2025),

Gus Idror mengatakan kehadiran dalam majelis maulid bukan sekadar tradisi, melainkan ikhtiar batin untuk mendekat kepada Allah dan Rasul-Nya.

“Saya menghadiri acara Maulidan ini tujuannya supaya mendapat barokah. Apalagi semakin besar harus tambah enak hidupnya, tidak bertambah  mengeluh. Meski tidak punya uang masih punya Allah, itu sudah nikmat,”ujar Gus Idrar dengan bahasa Jawa

Menurutnya, kedewasaan spiritual seseorang dapat dilihat dari cara menyikapi kehidupan. Semakin alim seseorang, justru semakin tenang dan tidak mudah mengeluh.

“Selama kiai tambah alim, tambah tidak nggrepoti orang. Bila masih seneng mengeluh dan merepotkan orang lain, itu tandanya belum terlihat alim,”tuturnya disambut senyum jamaah.

Gus Idror juga mengajak jamaah untuk melihat realitas kehidupan saat ini dengan kacamata syukur. Ia menilai masyarakat sekarang sejatinya hidup dalam kecukupan dibanding masa lalu, namun sering kali lupa mensyukuri nikmat Allah.

“Sekarang setiap orang mempunyai kendaraan, termasuk kiai-kiai juga banyak memiliki mobil. Tandanya bertambah maju. Namun kadang hidup enak malah tidak begitu bersyukur,” katanya.

Dalam ceramahnya, Gus Idror menjelaskan bahwa keberadaan orang-orang yang kekurangan juga merupakan bagian dari nikmat Allah, agar manusia bisa saling berbagi dan bersedekah.

“Termasuk nikmate Allah itu ada wong fakir, supaya bisa disedekahi. Orang butuh sedekah biat selamet, kepenak dan rizkinya lancar,”jelasnya.

Putra Mbah Maimoen ini menambahkan Maulid Nabi tidak dibatasi oleh waktu atau tanggal tertentu. Selama diniatkan untuk memuliakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, peringatan maulid tetap bernilai ibadah.

“Kelahirane Kanjeng Nabi Muhammad SAW adakah nikmat yang tidak ada tandingannya. Diadakan maulid pada bulan apa saja tetap nikmat hingga akhir zaman,”tegasnya.

Gus Idror juga mengingatkan jamaah bahwa umat Nabi Muhammad SAW tidak akan pernah ditinggalkan Allah, karena selalu ada ulama yang membimbing umat di setiap zaman.

“Umat Kanjeng Nabi tidak nakal disia-siakan Allah. Bila ada ulama wafat, Insya Allah akan muncul ulama lainnya. Makam ayo terus sowan, terua ngaji,” ujarnya.

Melalui peringatan Maulid Nabi ini, Gus Idror berharap jamaah semakin mencintai Rasulullah SAW, memperkuat rasa syukur, serta menjalani hidup dengan hati yang lebih tenang dan penuh keberkahan.(*)

Megah Permata Dewi, Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) UIN Sunan Kudus.

Comments