Kirab Tujuh Tumpeng Tandai Penyambutan Awal Bulan Maulid di Pranak  

0
562
Gunungan dan tumpeng dibawa oleh warga Pranak ke Punden Mbah Buyut Germi dalam penyambutan bulan Maulid

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Menandai awal Rabi’ul Awwal (Maulid), warga Dukuh Pranak menyelenggarakan Kirab Tujuh Tumpeng menuju Sendang Kamulyan, Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Ahad (24/08/25).

Ratusan warga tumpah ruah memenuhi jalan utama, membawa gunungan dan tumpeng untuk dibawa ke Punden Mbah Buyut Germi, lokasi dilangsungkannya prosesi adat.

Menurut ketua pelaksana, Muhammad Wahyudi, rute kirab dimulai dari lapangan desa. Kemudian berjalan mengelilingi desa, melewati beberapa titik lokasi sakral, seperti Gawangan dan perempatan Asem Bergat.

Di setiap titik tersebut masyarakat diajak napak tilas berhenti sejenak untuk berdoa, mengheningkan cipta. Upaya mengelilingi desa itu juga sebagai simbol perlindungan bersama. Dalam istilah jawa aktivitas tersebut disebut dengan “nyikeri” atau “mageri”.

“Simbol bahwa seluruh elemen masyarakat mampu dan bersedia untuk seguyup, rukun serta bersatu untuk melindungi desa beserta warganya,” terang Wahyudi.

Selanjutnya, dari perempatan Asem Bergat masyarakat menuju Punden Mbah Buyut Germi dan Sendang Kamulyan.

Tujuannya tentu saja untuk sowan, tabarrukan dan menyucikan diri karena hendak menyambut bulan dilahirkannya Baginda Nabi.

“Kirab ini juga sebagai simbol persiapan lahir batin dilakukan secara kolektif sebagai tanda kecintaan masyarakat kepada Baginda Nabi Muhammad,” ujarnya.

Selain itu, ritual ini juga merupakan sarana menghormati Haul Buyut Germi selaku leluhur warga Pranak. Sebab seperti diketahui secara turun temurun bahwa haul aslinya adalah setiap Jumat Wage bulan Shafar.

Sebagai rangkaian dari kegiatan ini yaitu akan digelar pengajian umum dan doa bersama pada malam harinya, yakni Ahad malam Senin (24/08/25). Pada kesempatan malam nanti akan menghadirkan muballigh, KH. Mahyan Ahmad dari Kabupaten Grobogan.

“Acara ini digelar setiap tahunnya secara bergilir oleh masing-masing RT se-wilayah Pranak, Desa Lau,” jelasnya.

Kepala Desa Lau, H Rawuh Hadiyanto, menyambut positif atas diselenggarakannya kegiatan budaya Kirab Tujuh Tumpeng ini.

Menurutnya, ritual ini bukan sekadar tradisi yang turun temurun. Namun juga simbol kerukunan warga dan sinergi antar elemen bangsa.

Guyub dan harmoni warga dalam momentum sambut awal Maulid

“Masyarakat bersama ulama, aparat desa, sipil, TNI-Polri bersatu dalam kegiatan ini. Semoga senantiasa terjaga sehingga fokus kita bukan lagi pada isu-isu remeh. Melainkan bagaimana kita bersama-sama memajukan Desa Lau tercinta,” tuturnya.

Tujuh Tumpeng, ungkapnya, bisa dimaknai sebagai perumpamaan “tujuan ingkang mempeng”. Artinya, semua yang ikut kirab secara tidak langsung sudah berikrar untuk satu tujuan pokok.

“Yakni berupa terwujudnya cita-cita kemakmuran bersama, keamanan dan keadilan untuk semua warga serta mendapat ridha Allah Ta’ala dan Rasul-Nya,” harapnya diamini seluruh warga. (rls/ rid, ros, adb)

Comments