
DEMAK, Suaranahdliyin.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak mengadakan kegiatan bertajuk Gelar Karya Pendidikan Nonformal 2025 Selasa (16/12/2025). Pameran yang berlangsung di Halaman Sport Center Demak memperkenalkan sekaligus memperluas pemahaman masyarakat terhadap layanan pendidikan nonformal yang selama ini belum banyak dikenal.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pendidikan Nonformal (PNF) Dindikbud Kabupaten Demak, Dwi Isnaeni Saparyati menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi media publikasi sekaligus wadah pembelajaran dan berkarya bagi anak-anak yang belum berkesempatan mengenyam pendidikan formal.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah mempublikasikan pendidikan nonformal kepada masyarakat Demak. Ini adalah alternatif layanan pendidikan bagi anak-anak yang belum sempat menikmati pendidikan formal, sehingga mereka tetap bisa belajar dan berkarya,” ujarnya.
Melalui pendidikan nonformal, peserta didik tidak hanya mendapatkan layanan akademik, tetapi juga dibekali berbagai keterampilan praktis. Beragam kursus ditampilkan dalam gelar karya ini, mulai dari tata boga, tata busana, tata rias kecantikan, servis elektronik dan komputer, pengelasan, hingga keterampilan kreatif lainnya.
“Semua ini merupakan kursus yang dikelola lembaga pendidikan nonformal dengan dukungan bantuan pemerintah. Sasarannya adalah anak yang tidak sekolah agar bisa kembali belajar, diberi keterampilan, dan dikoneksikan langsung dengan DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) atau diarahkan menjadi wirausaha,” jelasnya.
Menurutnya, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) serta PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) menjadi wadah paling tepat bagi anak-anak yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Program pemerintah seperti Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) juga telah diadopsi oleh Pemerintah Kabupaten Demak untuk memperluas jangkauan layanan.
“Alhamdulillah, beberapa tahun terakhir program ini cukup efektif menurunkan angka pengangguran di Demak. Karena lulusan kursus langsung diarahkan ke dunia kerja,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa PKBM tidak hanya menghasilkan ijazah setara pendidikan formal, tetapi memiliki keunggulan pada pemberdayaan keterampilan dengan sistem pembelajaran yang lebih fleksibel.
“Sekarang tidak perlu malu sekolah di PKBM. Ini setara dengan pendidikan formal. Bahkan bisa menjadi alternatif bagi anak-anak pondok pesantren agar sukses dunia dan akhirat,” katanya.
Selain keterampilan, kegiatan ini juga menampilkan Forum Literasi untuk mendorong peningkatan budaya literasi, termasuk literasi digital. Anak-anak dilatih agar bijak dalam menggunakan teknologi, salah satunya melalui pelatihan kru podcast dan keterampilan kreatif lainnya.
Dwi Isnaeni menegaskan, dampak pendidikan nonformal sangat besar, mulai dari meningkatkan angka partisipasi sekolah, menekan angka Anak Tidak Sekolah (ATS), menurunkan pengangguran dan kemiskinan, hingga meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Demak.
“Kami ingin Demak bebas ATS. Jangan sampai ada anak yang tidak sekolah karena tidak tahu program pemerintah. Ini wadah yang sangat baik, sehingga anak-anak harus bangga sekolah di PKBM. Mereka masih bisa belajar dan berkarya,” tegasnya.
Ke depan, Dindikbud Demak berharap kegiatan Gelar Karya Pendidikan Nonformal dapat terus diperluas agar semakin banyak masyarakat yang memahami bahwa pemerintah hadir dan memberikan layanan pendidikan tanpa batas.
“Kadang pemerintah punya program, tapi masyarakat belum menangkap. Melalui Gelar Karya inilah kami menjembatani itu semua,”tandasnya.(*)
Hilda Musyafa’ah – Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) UIN Sunan Kudus.





































