Kiai Mustain Sahal Susun Risalah Praktis Belajar Arudl, Mudah Dipahami dan Tidak Ribet

0
133
KH Mustain Sahal, guru MA NU TBS Kudus

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Kreativitas dan inovasi pendidik (guru), sangatlah penting demi sukses belajar para peserta didiknya di bangku sekolah/ madrasah. Yakni dengan menghadirkan materi pelajaran yang menarik dn mudah dipahami.

Di madrasah di bawah naungan Yayasan TBS Kudus, tak sedikit juga pendidik yang memiliki kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Salah satunya adalah Kiai Mustain Sahal.

Kiai Mustain Sahal, yang sehari-hari mengajar di MA NU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus ini, Menyusun sebuah risalah yang kemudian diberi title “Ujalatu Fahmil Arudl”, yang siap cetak.

Melalui risalah “Ujalatu Fahmil Arudl” yang disusunnya, Kiai Mustain Sahal berharap, karyanya tersebut bisa menjadi pelengkap bagi santri dalam mempelajari dan memahami ilmu Arudl.

“Kami berharap, para santri yang mempelajari ilmu Arudl, bisa lebih mudah mempelajari, memahami dan kemudian bisa mengaplikasikannya dalam pembuatan syair-syair, baik yang berbahasa Jawa, Indonesia (lagu) maupun yang berbahasa Arab,” katanya.

Menurut Kiai Mustain Sahal, risalah yang disusunnya ini sangat praktis dan mudah sebagai panduan dalam mempelajari pembuatan syair-syair tanpa ribet.

“Risalah ini juga dilengkapi rumus-rumus pembuatan syair, teori atau metode-metode pembuatan syair dan lengkap dengan contoh-contoh syair yang sudah popular,” terangnya lebih lanjut.

Ya. Di MA NU TBS Kudus, Kiai Mustain Sahal ini memang mengajar fan ilmu Arudl. Ilmu Arudl sendiri Adalah satu bidang ilmu yang tidak banyak diajarkan di madrasah maupun pondok pesantren.

Kiai Mustain Sahal sendiri adalah kiai asal Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus yang menempuh pendidikannya di MA TBS Kudus (lulus 1981), dan kemudian melanjutkan studi Program Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa Arab (PBA) di UIN Walisongo Semarang.

Selain pendidikan formal yang ditempuhnya, semasa muda Kiai Mustain Sahal juga banyak belajar di berbagai pondok pesantren dan kiai-kiai berpengaruh.

Di antara guru-guru atau kiainya adalah KH M Arwani Amin, KH Ma’mun Ahmad, KH Turaichan Adjhuri, Kiai Mahin, KH Musyaffa’, KH M Manshur, KH Sahal Mahfudh (Kajen, Pati), KH Muhammadun Pondowan dan KH Aniq Muhammadun (Tayu, Pati), KH Dimyati Rais (Kendal), dan KH Hanafi (Jekulo). (ros, mail/ gie, adb)

 

 

 

Comments