*Konsisten Kuatkan Karakter Peserta Didik
KUDUS,Suaranahdliyin.com – Semangat memperjuangkan tegaknya pendidikan berbasis keagamaan Islam (madrasah), masih menjadi perioritas dan semangat para guru. Supaya bisa bersaing dengan institusi lain,beragam strategi ditempuh. Hal itu juga dilakukan MA NU Nurussalam,Besito, Gebog, Kudus,Jawa Tengah.
Madrasah ini berdiri sejak 1984, terdaftar di Kantor Wilayah Departemen Agama Jawa Tengah dan diakui oleh PW. LP. Ma’arif NU Jawa Tengah pada Januari 1987. MA NU Nurussalam, memiliki muatan lokal yang tidak banyak dimiliki madrasah/ sekolah lain, yakni Bahasa Korea. Pembelajaran Bahasa Korea diampu oleh Moh. Anwar Ridha.
Menurut Moh. Anwar Ridha, muatan lokal Bahasa Korea ternyata menjadi salah satu daya tarik peserta didik (siswa) dan mendapatkan apresiasi positif. “Tidak hanya Bahasa Arab dan Bahasa Inggris saja, muatan lokal Bahasa Korea telah menjadi ikon MA NU Nurussalam sejak 2009 lalu,” ungkap Ridha yang juga guru Bimbingan Konseling(BK) di madrasah tersebut.
Dia meyakini, hingga kini, masih sedikit madrasah di Kabupaten Kudus yang mempelajari Bahasa Korea sebagai tambahan pelajaran. ‘’Keberhasilan dalam pendidikan, antara lain karena lembaga pendidikan memiliki ciri khas dan karakter, ditunjang dengan guru tak lelah mendampingi dan memotivasi anak-anak didiknya,’’ terang Ridha yang tiga tahun tinggal di Korea.
Kuatkan Karakter
Di luar ciri khas yang telah dimiliki, MA NU Nurussalam yang telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan, mulai dari KH. Aminudin Mawardi (hingga 1997), lalu H. Muchtadi (1997– 2013), kemudian A. Machasin (2014-2018) dan sejak Februari 2018 lalu, kepemimpinan madrasah dipegang Ridlwan.
Meskipun ada inovasi-inovasi, namun yang pasti, dalam perjalanannya, madrasah ini senantiasa melakukan penguatan karakter kepada anak-anak didiknya melalui beragam materi pelajaran dan berbagai kegiatan lain. Madrasah ini mengharuskan hafalan surat Yasiin, Al-Waqiah dan Al-Mulk serta hafalan surat-surat pendek lain, juga doa-doa.
‘’Tujuannya, menumbuhkan anak menjadi pribadi yang santun dan beradab (berkarakter),’’ tegasnya.
Jajaran pengelola yayasan dan guru madrasah MA NU Nurussalam, meyakini, bekal dan pelayanan terbaik dalam mengantarkan anak-anak didik menyongsong masa depannya, adalah dengan ilmu, akhlaq serta akidah yang kuat.
‘’Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, harus dijiwai dengan akhlaqul karimah. Hal itu telah menjadi misi madrasah, yang senantiasa terpatri untuk mewujudkannya,’’ ujar Ridlwan, kepala MA NU Nurussalam.
Bagi Ridlwan, keseimbangan bekal pengetahuan agama dan keterampilan duniawi, sangat penting diberikan kepada anak-anak didik. Pengetahuan agama diberikan melalui berbagai materi pelajaran dan program-program lain yang telah dijalankan. Sedang untuk keterampilan duniawi, peserta didik yang sudah mengikuti ujian nasional atau madrasah, diwajibkan mengikuti pembekalan dari Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Kudus, agar mendapatkan keterampilan lebih bagi siswa. Pembekalan ini digelar di madrasah sendiri,” tuturnya pada Suaranahdliyin.com, belum lama ini.
Untuk pembekalan, bagi peserta didik laki-laki mengikuti keterampilan otomotif, sedang untuk mendapatkan keterampilan tata boga. ‘’Hal itu untuk memberikan bekal dan persiapan setelah lulus, yaitu memiliki bekal ilmu yang bisa dimanfaatkan di masyarakat,’’ paparnya.
Sementara untuk prestasi, pada 2018 ini, MA NU Nurussalam berhasil menjadi juara I pada lomba pidato Bahasa Inggris di Institut Matholiul Falah (IPMAFA) Pati, juara III pada lomba Tilawah Putra, juara II Tahfid dan tilawah putri dalam kegiatan yang dlalu iselenggarakan Kantor Kemenag Kabupaten Kudus (2017). Selain itu, anak-anak didik MA NU Nurussalam juga berhasil menjadi juara II kaligrafi di Unnes yang diselenggarakan Dzikro Pendidikan Bahas Arab (2017), dan juara I lomba film pendek, juara II bulu tangkis serta juara III tenis meja dalam Porsema NU 2017. (Slm/adb,ros)