
Belum sempat Aku bersalaman dengan kolega bisnis
sudah sampai ia di batas kota luar sana
sekilas tampak sayup remang remang
titian langkah berat memanjat
wajah kusammu menaruh iba
tidak akan jadi buih
membawa deru lusinan doa untuk Ibu Pertiwi
berjalan di dataran rimba katub gelap gulita
Penjajah Bangsa harus dimusnahkan
meski masih banyak yang lainnya
mengintip
berpura pura baik dekat dengan Pemerintah
pejabat korup
penghianat
penjilat
pemerkosa hak rakyat
sungguh memalukan!
Negara ini penuh dengan permainan
keadilan dijual pakai uang
; pasti aman
Bangsa ini ada kemunafikan
orang bodoh zalim
kalahkan kebaikan, kejujuran
hasil ladang rimpang melimpah
tanah subur jadi kuburan
sawah emas
minyak meruah
hasil bumi
terjual oleh bangsa asing
rakyat tersiksa tanpa ada ampun
belalak, tertindas mata culas
; hanya diam
Koyak langkah anak muda
mendapatkan daya semangat para pejuang dan pahlawan
ayo lawan mereka
kembalikan hak Bangsa
agar rakyat makmur sentosa
Genggam erat perjuangan
mumpung belum usang proklamasi kemerdekaan
persatuan dan kesatuan
Indonesia suci putih
damai gemerlap
permata dunia
Semarang, 13 Juni 2025
Muhammad Munawwir,
Sewaktu mahasiswa di IAIN Walisongo Semarang, pegiat seni dan teater ini merupakan aktivis Teater ASA Fakultas Syariah. Belum lama ini penulis menjadi narasumber dalam workshop teater yang digelar oleh PAC IPNU – IPPNU Gebog, Kabupaten Kudus.