KUDUS, Suaranahdliyin.com – Komunitas Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) Kudus akan menggelar festival kebudayaan dalam rangka memperingati hari lahirnya. Kegiatan bernama “Festival Pager Mangkuk” ini merupakan salah satu upaya pemajuan kebudayaan desa, Minggu (14/11/2021).
Festival Pager Mangkuk akan diselenggarakan secara offline pada tanggal 25-28 November 2021 dan bertempat di Dukuh Piji Wetan, Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
Ketua panitia pelaksana, Muhammad Farid, mengatakan Festival Pager Mangkuk bertujuan untuk memunculkan warisan budaya agar nilai dan kearifannya semakin dikenal oleh publik.
“Kawasan Muria termasuk wilayah yang memiliki banyak hidden heritage, sehingga kami mewadahinya lewat Festival Pager Mangkuk untuk mengenalkan kearifan lokal Muria kepada masyarakat luas,” jelas Farid.
Festival Pager Mangkuk juga mengusung semangat kolaborasi yang multidimensi. Semua keahlian dan bidang dapat diterima untuk bekerjasama mewujudkan kemandirian desa dan ketahanan pangan.
“Acara ini terbuka untuk semua orang, jadi siapa saja yang ingin terlibat dalam upaya pemajuan kebudayaan desa dapat bergabung dalam Festival Pager Mangkuk,” ujarnya.
Adapun, serangkaian kegiatan dalam festival ini meliputi Kirab dan Doa Ritual Pagar Mangkuk di Punden Depok, Piji Wetan Desa Lau, Pameran Produk Budaya Desa yang melibatkan desa-desa se-Kecamatan Dawe, Workshop Pemajuan Kebudayaan Desa, dan Launching Buku “Akulturasi Agama-Budaya di Tanah Muria”.
Tak hanya itu, sambung Farid, ada juga Pameran Seni Rupa yang memamerkan lukisan karya dari para seniman Muria, Kaligrafi klasik dan kontemporer yang bertema Kemuriaan, serta Teknologi dan Permainan Tradisional yang eksis pada masanya. “Misalnya cangkul, sabit, atau permainan tradisional seperti congklak, egrang, dan sebagainya,” tambahnya.
Sementara koordinator Kelas Kebudayaan Desa, Umi Zakiatun Nafis mengaku tertarik dan antusias dapat terlibat dalam Festival Pager Mangkuk ini. “Senang karena dapat bergabung dan belajar banyak tentang kebudayaan desa dan ikut membangun kemandirian desa,” ungkapnya. (rls/ adb, gie, mail)