
Innalillahi Wainna ilaihi Raji’un, keluarga besar Nahdlatul Ulama Kecamatan Jekulo Kudus berduka. Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) kecamatan Jekulo KH. Shulhan berpulang ke Rahmatullah pada Senin (22/12/2025). Diberangkatkan dari rumah duka desa Klaling Jekulo, jenazah KH. Shulhan yang wafat dalam usia 67 tahun itu dimakamkan di tempat pemakaman Kambang, Senin siang tadi.
Mengenang sosok almarhum, KH. Shulhan adalah salah satu tokoh sentral NU yang memiliki pengaruh besar dalam perjalanan dan perkembangan organisasi NU di Kecamatan Jekulo..
Sejak usia muda, suami Hj. Hamyah Purniati ini dikenal aktif berkhidmah di banom NU, mulai dari IPNU, GP Ansor, hingga menjadi pengurus Nahdlatul Ulama. Dedikasi dan konsistensinya dalam berorganisasi menjadi fondasi kuat bagi perjalanan panjang beliau di NU.
Dengan gaya kepemimpinan yang teduh, inklusif, dan mampu merangkul lintas generasi, KH. Shulhan sukses menahkodai MWCNU Jekulo selama dua periode sebagai Ketua Tanfidziyah.
Wafatnya KH. Shulhan merupakan kehilangan besar bagi keluarga besar NU di Kecamatan Jekulo. NU Jekulo kehilangan sosok visioner yang memiliki pandangan jauh ke depan dalam memajukan organisasi serta memperkuat peran NU di tengah masyarakat. Kiprah beliau tidak hanya dirasakan di tingkat kecamatan, tetapi juga sangat diperhitungkan di lingkungan PCNU Kabupaten Kudus.
Visi besar dan pemikiran progresif almarhum turut memberi kontribusi penting dalam perkembangan lembaga-lembaga pendidikan NU yang kini tumbuh pesat di wilayah setempat.
Di antaranya, Madrasah Wahid Hasyim, Madrasah Hasyim Asy’ari, dan SMK NU Ma’arif 2 Kudus. Jejak pengabdian beliau akan terus hidup melalui lembaga dan kader-kader NU yang beliau bina.
Teman perjuangannya, KH Drs. Moh Afi memberikan kesaksian bahwa KH Shulhan merupakan tokoh pejuang NU yang dikenal dermawan berorganisasi. Sampai menjelang wafat, almarhum masih rajin bekerja untuk menjaga agar tidak bergantung di organisasi tetapi bisa menghidupkan organisasi dari hasil kerja kerasnya.
Melihat kiprah perjuangannya, banyak pengurus – aktivis NU sangat kehilangan. Ketua MWCNU Jekulo, KH. Miftahuddin, menyampaikan duka mendalam atas wafatnya almarhum.
“Sugeng kondur yai, panjenengan telah mewariskan pemikiran, semangat, dan motivasi bagi generasi setelah panjenengan untuk terus berkhidmah di Nahdlatul Ulama dengan sepenuh jiwa dan raga,”kata KH. Miftahuddin.
Semoga Allah SWT menerima seluruh amal khidmah beliau, mengampuni segala khilafnya, dan menempatkan almarhum di tempat terbaik di sisi-Nya. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan dan kekuatan. Amin.
Selamat jalan kiai Shulhan, Al-Fatihah.
(Mokh. Agus Khoirunniam, wakil sekretaris MWC NU kecamatan Jekulo./adb)








































