- Dari Temu Tokoh Lintas Agama untuk Papua Damai yang Digelar PBNU
JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Dipimpin oleh Sekretaris Jendral PBNU, A. Helmy Faishal Zaeni, konferensi pers terkait pertemuan tokoh lintas agama untuk Papua Damai digelar. Pertemuan yang melibatkan beberapa komponen dan lembaga sosial ini dilaksanakan di Lantai VIII Gedung PBNU, Senin (9/09/19).
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA, Jaringan Gusdurian Alissa Wahid, Rohaniawan Romo Magnis Suseno dan perwakilan tokoh Papua. Peryataan sikap bersama bagi Papua Damai itu dibacakan oleh Ketua Umum PBNU yang pada intinya meminta kepada pemerintah untuk berhati-hati dan cekatan dalam menangani persoalan Papua.
Kiai Said menyatakan sejumlah lembaga yang berkumpul kali ini memiliki perhatian yang sama demi kedamaian Papua. “Diantaranya, meminta pemerintah lebih berhati-hati dalam mengambil langkah dalam menyelesaikan persoalan Papua. Langkah pengembalian nama Papua oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) harus diteladani dan diteruskan untuk mengembalikan hak-hak tanah Papua,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Kiai Said juga mengutarakan jika pihaknya sudah menginstruksikan kepada seluruh pengurus NU di Papua supaya berkoordinasi dengan segenap elemen yang ada. Begitu juga dengan semua pengurus NU yang ada di luar Papua supaya meredam isu Papua sehinga tidak dikhawatirkan melebar kemana-mana.
“Kita ingatkan kepada semua aktivis media sosial, mohon maaf sebelumnya, tolong jangan memperkeruh suasana, tolong. Mari kita bersama untuk mendinginkan suasana. Di papua itu bukan konflik agama, sama sekali tidak ada,” jelas Kiai Said.
Sementara itu, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, meminta pemerintah untuk menghentikan pendekatan milter dalam menyelsaikan persoalan di Papua. Menurutnya, cara-cara militer tidak relevan dan cenderung membuat keadaan makin memburuk.
“Selanjutnya, meminta pemerintah melaksanakan program-program yang belum di penuhi di Papua. Selain itu pemerintah juga perlu mengutamakan pendekatan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan Papua,” tutur Alissa.
Pertemuan kali ini ditutup dengan foto bersama bergandengan tangan dan pernyataan singkat “Papua adalah kita, kita adalah Indonesia”. Semua pihak berharap persoalan Papua akan segera selesai dan tetap menjadi bagian dari NKRI. (rid/ adb)