
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Sabtu Pahing, 18 Zulhijjah 1446 H/ 14 Juni 2025 M, umat Islam di Kabupaten Kudus dikejutkan dengan adanya kabar duka.
Adalah KH Ahmadi Abdul Fattah, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Putra Alfattah Kajeksan, Kota, Kudus yang dikabarnya wafat pada Sabtu dini hari.
Kabar wafatnya salah satu masyayikh madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus yang pernah menjabat sebagai Katib Syuriyah PCNU Kudus itu, menyebar dengan cepat di berbagai grup WhatsApp maupun media sosial lain, khususnya grup-grup alumni TBS (IKSAB).
Kepergian Kiai Ahmadi, pun membawa kenangan tersendiri bagi para santrinya. KH Nur Khamim Lc PgD MPd, salah satunya.
Bagi KH Nur Khamim, KH Ahmadi Abdul Fattah adalah sosok kiai sepuh yang khusyuk, fashih dan juga sangat tawadu.
“Saya angkatan pertama (murid/ santri pertama), ketika kiai kondur (boyong) dari Makkah al-Mukarramah, dan langsung mengajar di Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) TBS Kudus,” kenang Kiai Khamim yang juga pengasuh Pondok Tahfidh Putri Yanbu’ul Qur’an (PTPYQ) 2 Muria.
Mengajar di MAK TBS sepulang dari Makkah itu, KH Ahmadi ngestuake terhadap dhawuh ipun KH M Manshur Maskan, yang saat itu menjabat sebagai ketua umum pengurus Yayasan Madrasah TBS Kudus.
“Saat Ujian Nasional Madrasah Aliyah Keagamaan (UN MAK), saya murid pertama yang memberanikan diri meminjam Kitab-kitab Ulumul Qur’an, Ulumul Hadits dan juga Ushul Fiqih kepada beliau di rumah ‘dinas’ di Krandon,” terang KH Nur Khamim lebih lanjut.
Bagi KH Nur Khamim semasa sekolah di TBS itu, memberanikan diri meminjam kitab-kitab dan buku Ulumul Qur’an, Ulumul Hadits dan juga Ushul Fiqih, lantaran saat itu perpustakaan TBS belum banyak meng-cover kitab-kitab dan buku tersebut. Yang banyak adalah referensi di bidang Tafsir, Hadits, dan Fiqih.
Ya. Banyak kenangan para santrinya, tentunya, terhadap KH Ahmadi Abdul Fattah, sosok yang murah senyum dan ramah terhadap siapa saja. Sugeng kondur, Kiai. Insyaallah,, husnul khatimah. Amin. (ros, mail/ adb, gie)