FGD Fatayat NU Kudus
Pemberdayaan Perempuan Berdampak Besar pada Kualitas Anak dan Masa Depan Bangsa

0
213
Pengurus PC Fatayat NU Kudus selalu siap memberdayakan kaum perempuan

KUDUS,Suaranahdliyin.com – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Pimpinan Cabang (OC) Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Kudus menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Ibu Berdaya, Anak Berkarya: Menyongsong Indonesia Emas 2045”, Jumat (24/10/2025). Kegiatan yang diadakan secara daring melalui platform Zoom Meeting ini diikuti oleh jajaran pengurus PC, PAC, dan PR Fatayat NU se-Kabupaten Kudus.

Pada kesempatan itu, dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam UIN Sunan Kudus,Dr. Fatma Laili Khoirun Nida, M.Si. menjadi pembicara tunggal FGD tersebut. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa tema FGD ini menggambarkan peran penting perempuan sebagai pusat keluarga sekaligus penggerak kemajuan bangsa.

“Pemberdayaan perempuan tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga berpengaruh besar terhadap kualitas anak dan masa depan bangsa,” ujarnya.

Dr. Fatma menegaskan perempuan adalah makhluk yang kuat, bukan lemah. Kekuatan fisik dan emosional perempuan tampak nyata dalam kemampuannya menanggung beban besar, seperti saat melahirkan, membesarkan anak, dan tetap aktif berkontribusi di masyarakat.

“Kekuatan ini adalah anugerah Allah yang harus dimanfaatkan untuk belajar, berkembang, dan membawa perubahan positif,” terangnya.

Ia juga menegaskan pentingnya perempuan untuk terus belajar dan meningkatkan kapasitas diri. Kata dia, Kecerdasan tidak hanya diukur dari pendidikan formal, tetapi dari kemauan untuk terus belajar dan membuka diri terhadap pengetahuan baru.

“Di era digital ini, kesempatan belajar terbuka luas bagi siapa pun, kapan pun, dan di mana pun,” tandas Fatma

Pernyataan senada disampaikan Ketua PC Fatayat NU Kudus, Hj. Farida, M.Si. Dikatakan, semangat thalabul ilmi (menuntut ilmu) harus terus dijaga tanpa batas waktu dan usia.

“Setiap orang bisa menjadi santri selama ia pernah menuntut ilmu, baik di sekolah, luar sekolah, maupun di pondok pesantren. Termasuk para anggota Fatayat yang senantiasa belajar seperti saat ini. Sebab, menuntut ilmu diwajibkan sejak dari buaian hingga ke liang lahat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hj. Farida menekankan peran perempuan sangat penting sebagai madrasah pertama bagi anak-anak. Ketika perempuan berdaya dan mampu memaksimalkan potensi yang dimilikinya, ia akan melahirkan generasi dan keluarga yang hebat.

“Dari tangan-tangan perempuan berilmu inilah akan tumbuh anak-anak yang cerdas dan siap berkontribusi bagi masyarakat,” paparnya.

“Setiap individu memiliki masa dan tantangan masing-masing, sehingga ibu harus terus belajar untuk mendidik anak sesuai dengan zamannya,”imbuh Farida mengingatkan.

Ia menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi seluruh anggota Fatayat. Hari Santri, lanjut dia,adalah milik semua kalangan, bukan hanya mereka yang belajar di pesantren.

“Hari Santri Nasional adalah kegiatan kita bersama, gawe kita semua. Yang meramaikan dan memeriahkannya juga kita sendiri. Saya merasa bahagia dan bangga karena kegiatan ini merupakan wujud kebersamaan kita dalam memeriahkan Hari Santri,” ungkap Hj. Farida.

Melalui kegiatan FGD ini, Fatayat NU Kudus berharap lahir perempuan-perempuan berdaya yang mampu menjadi pendidik, teladan, sekaligus penggerak bagi terwujudnya generasi cerdas, tangguh, dan berkarakter menuju Indonesia Emas 2045.(Yuliana, Ely Fatmawati/adb)

Comments