
JEPARA, Suaranahdliyin.com – Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara menggelar Ngobrol Islam Nusantara, Selasa (10/7/2018). Bertempat di Ruang Seminar Gedung Pascasarjana, Ngobrol Islam Nusantara mengusung tema “Melacak Relasi Islam Nusantara dan Islam China”.
Baca Juga : Relasi Islam Nusantara – China
Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan Hari Lahir ke-27 Unisnu Jepara, yang tahun ini mengangkat tema besar “Unisnu Jepara sebagai Pesantren Peradaban Islam Nusantara”. Tema ini diangkat untuk menunjukkan eksistensi Unisnu Jepara sebagai perguruan tinggi milik warga Nahdliyyin, yang niscaya berada di garda terdepan dalam membumikan Islam Nusantara.
Hadir sebagai narasumber Wakil Rais Syuriyyah PCINU Tiongkok yang juga dosen Unwahas Semarang, Ali Romdhoni MA dan Muhammad Nashrul Haqqi S.Th.I. M.Hum, dosen Unisnu Jepara.
Jejak Islam di Nusantara, erat kaitannya dengan budaya China. Dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, ada kontribusi China Muslim yang melawat ke negeri ini, tak terkecuali di Jepara. Keberadaan ornamen di Masjid Astana Sultan Hadirin Mantingan, misalnya, menjadi penanda jejak China di Jepara dalam dakwah Islam.
Ali Romdhoni, mengutarakan, ada banyak sekali masjid-masjid di indonesia yang mempunyai ciri China, mulai dari bentuk bangunan hingga ornamen-ornamen yang ada di dalam dan di luar masjid.
Baca Juga : Kreatif, Mahasiswa UMK Kembangkan Kap Lampu Motif Nusantara
“Beberapa masjid di indonesia, di antaranya di Tuban dan Pati. Juga terdapat simbol Lingga dan Yoni, yang erat dengan China. Begitu pun dengan motif ukiran yang menyerupai naga,” katanya yang selama di China sudah menulis 50 esai.
Ditambahkannya, relasi Islam Nusantara dan Islam China, tidak bisa lepas dari peran Laksamana Cheng Ho. Sebagai seorang China Muslim, Cheng Ho mempunyai andil besar dalam penyebaran Islam di Nusantara. ‘’Jejak Cheng Ho masih banyak kita temui sampai sekarang. Namanya juga diabadikan sebagai nama masjid di Tuban,’’ tuturnya. (ded/ ros)