
BANYUMAS,Suaranahdliyin.com – Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyumas, KH. Imam Hidayat menegaskan Nahdlatul Ulama harus hadir nyata di tengah masyarakat. Bukan hanya di atas kertas.
KH. Imam Hidaya menegaskan hal itu dalam acara Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) II PCNU Banyumas di Aula dan lingkungan MTs juga MA setempat, Ahad (03/08/2025). Muskercab diikuti pengurus dan seluruh elemen NU Banyumas.
“Pengurus NU bukan artis, tapi pelayan umat yang nyata.”tandas KH.Imam Hidayat.
Pernyataan senada disampaikan Rais PCNU Banyumas KH Mughni Labib. Ia menandaskan NU tidak boleh hanya besar di nama, tetapi harus besar dalam manfaat.
“Kehadiran NU harus secara nyata.”tegasnya.
Terkait Muskercab, kedua pemimpin NU Banyumas ini memandang bukan sekadar musyawarah kerja, melainkan ladang muhasabah, tempat menabur tekad dan menuai harapan untuk gerak langkah NU yang lebih nyata, lebih terasa, dan lebih berdaya guna bagi umat.
“Muskercab adalah muhasabah dan penyegaran kita Nahdlatul Ulama, juga kebangkitan ulama, bukan diamnya ulama.”ujar KH.Labib.
Kiai Labib mengingatkan Musker jangan hanya didiskusikan, tapi diijawantahkan. Jadikan NU benar-benar bangkit dan membawa manfaat. “Jangan berhenti di kertas, tapi hidup di perbuatan.”tandas Kiai Labib.
KH.Imam Hidayat menambahkan bahwa hasil Muskercab ini bukan sekadar notulensi, tapi harus menjadi denyut kerja kolektif yang berkelanjutan,
“Muskercab ini bukan akhir, tapi awal dari penguatan gerakan. Amanah para kiai harus diwujudkan dalam langkah yang terukur dan terarah.”jelasnya.
Pada kesempatan itu, PCNU Banyumas membagikan motor operasional kepada dua MWCNU, yakni Rawalo dan Purwokerto Barat sebagai tuan rumah Muskercab tahun 2025. . Sebelumnya, PCNU juga telah membantu 17 sepeda motor kepada 17 MWC.
“Hingga Muskercab hari ini, total 19 sepeda motor telah diserahkan kepada MWC untuk mendukung layanan keumatan. MWC yang lain akan diserahkan menyusul.”kata KH.Imam Hidayat.
Dalam Muskercab ini terbagi dalam beberapa komisi d mengantarkan agenda membahas persoalan dinamika organisasi dan evaluasi program kerja. Mulai standarisasi organisasi, program LAZISNU dan pengembangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto.(Djarmanto/adb)








































