
JEPARA, Suaranahdliyin.com – Pesantren itu bernama Roudlotul Mubtadiin. Pendirinya adalah Hadlratus Syaikh KH Hasbulloh, ulama tasawuf kharismatik yang mendirikan pada 1884. Letak pesantren itu berada di RT 02 RW VII Balekambang, Gemiring Lor, Jepara. Orang lebih kerap menyebut Pondok Balekambang.
Berada di pedesaan, Pondok Balekambang disebut pesantren “mewah”, mepet sawah. Saat ini, jumlah santri Pondok Balekambang mencapai 3000 santri.
MTs Roudlotul Mubtadiin
Salah satu unit pendidikan di Pondok Balekambang adalah MTs. Saat ini, usianya sudah menginjak di tahun ke-14. Berdiri sejak 2007 atas kerja sama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Australia melalui program Australia Indonesia Basic Education Program (AIBEP).
Penunjukan Pondok Balekambang sebagai penyelenggara program, tak lepas dari resource yang dimiliki. “Alhamdulillah, karena kesiapan sarana, infrastruktur dan sumber daya, kami dapat mewujudkan kerja sama dengan AIBEP, sehingga dapat meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan,” tutur KH Ma’mun, pengasuh pondok pesantren Roudlotul Mubtadiin
MTs Roudhotul Mubtadiin menggunakan metode hybrid, yaitu mengombinasikan kurikulum pesantren dengan madrasah. Hasilnya, dalam waktu kurang dari 10 tahun, dari tiga ruang kelas pada 2007, menjadi 25 ruang kelas di 2015.
“Saat ini kami memiliki 880 siswa dengan 25 kelas. Kalau standar tiap kelas antara 30 siswa, maka saat ini kami masih kekurangan 3-4 lokal kelas,” ujar Ustaz Nurdin Lubis SS, kepala MTS PB Roudlotul Mubtadiin.
Nurdin Lubis menyampaikan, animo masyarakat selalu meningkat karena peran Pondok Balekambang. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat, pengelola berupaya untuk selalu meningkatkan mutu dan pelayanan.
Dia juga mengatakan, bahwa program pendidikan dan pengajaran kami kolaborasikan agar peserta didik dapat memadukan kecerdasan secara emotional (EQ), spiritual (SQ) dan intelelektual (IQ).
Dari Tahajud hingga Belajar Bilingual
Nilai lebih lainnya juga didapat peserta didik karena setiap kamar ada pengampu yang membimbing. Aktivitas siswa, dimulai pukul 03.30 dengan Shalat Tahajud, diteruskan Shalat Subuh berjamaah dan tadarus Al-Quran. Sebelum memulai pembelajaran, siswa juga melaksanakan Shalat Dzuha
Madrasah juga menjalankan program peningkatan bahasa inggris dan bahasa arab. Program ini dilaksanakan dengan cara penambahan kosakata Bahasa Inggris dan Bahasa Arab setiap hari secara bergantian. Madrasah juga melengkapi dengan mendatangkan volunteer dari luar negeri.
Deretan prestasi pun telah diukir para santrinya, antara lain juara I Sekolah Sehat (2010), juara I MTQ Pelajar (2007), juara I Puisi Porsema NU, juara I Kaligrafi Porsema NU (2010), juara I Sepak Takraw, juara I Pidato Bahasa Arab Porsema NU (2012), juara I MTQ Aksioma (2015), dan juara III Sepak Takraw tingkat Jateng (2012). (ing/ ros, adb)