SEMARANG,Suaranahdliyin.com – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah diminta meningkatkan kapasitas diri dalam penanganan penanggulangan bencana.
“Mari kita terus tingkatkan kapasitas diri untuk masyarakat yang membutuhkan,” ujar Ketua LPBI PBNU Muhammad Ali Yusuf saat memberikan pengarahan di acara Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) LPBI PWNU Jawa Tengah di Wisma Perdamaian, Semarang, Sabtu (16/3).
Bekerja dalam penanganan penanggulangan bencana di masa yang akan datang, kata Yusuf, harus semakin efektif dan efisien. Sebab, persoalan penanganan bencana semakin kompleks, membutuhkan gerak yang cepat dari semua lapisan masyarakat yang ada.
“Kita juga harus berkolaborasi dan bersinergi dengan lintas lembaga. Terlebih di internal NU harus kuat. Kita juga harus belajar kepada yang lebih berpengalaman dalam penanganan bencana,” sebutnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jateng, Sarwa Pramana memberikan apresiasi terhadap LPBI NU Jateng. Menurutnya, Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi bencana cukup tinggi.
“Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama yang baik semua pihak dalam mengatasinya.”katanya.
Dia menilai, LPBI NU Jawa Tengah menjadi salah satu garda terdepan dalam penanggulangan bencana di Jateng.
“Jateng memiliki banyak potensi bencana karena letak geografisnya yang sedemikian rupa. Oleh karena kita butuh penanganan bencana berbasis masyarakat,” ujarnya.
Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Mohammad Muzammil saat memberikan sambutan mengatakan, membantu orang merupakan pekerjaan yang mulia. Hal itu termasuk kenikmatan tersendiri bagi orang yang mampu melakukannya.
“Karena tidak semua orang dapat melakukannya. Kita harus bersyukur menjadi bagian dari komunitaa yang suka membantu kepada sesama,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua LPBI Jawa Tengah, Winarti mengatakan, kegiatan Rakorwil tersebut diikuti oleh perwakilan LPBI kabupaten/kota di provinsi ini.
Winarti menambahkan, ada sejumlah kegiatan yang menjadi agenda LPBI NU Jawa Tengah dalam waktu dekat ini. Yakni, pembentukan TRC dan pengelolaan limbah.
“Jadi kami fokuskan dulu di tim reaksi cepat dan persoalan sampah. Di Pekalongan, sudah ada pengelolaan sampah menjadi sesuatu yang bernilai guna,” tandasnya. (ros/adb)