Pertahankan Pelajaran Pesantren, MSI 1 Kauman Siap Membentuk Siswa Jadi Pribadi Priyayi dan Kiai

0
45
Siswa MSI 1 Kauman Kota Pekalongan sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar di luar kelas

PEKALONGAN, Suaranahdliyin.com – Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah (MSI) 1 Kauman Kota Pekalongan berdiri 23 Oktober 1957. Hingga kini, madrasah yang berganti nama Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (MIS) 1 masih bertahan bahkan semakin maju.

Madrasah yang memiliki 670 siswa ini banyak prestasi, baik akademik maupun non akademik. Hal tersebut terlihat dari banyaknya piala dan piagam yang menghiasi lemari piala di madrasah tersebut.

Ketika kontributor Suaranahdliyin.com menanyakan hal tersebut, Kepala MSI 1, Wieda Muqoffa mengungkapkan berkah dan ikhlas menjadi kunci masih eksisnya madrasah ini dan cenderung semakin maju.

“Berkah para pendiri yang dapat meletakkan dasar metode pengajaran yang tidak meninggalkan konsep pesantren atau salafiyah dan keikhlasan para guru yang membuat madrasah ini semakin maju, ” terang Wieda Muqoffa yang biasa dipanggil Ustaz Qoffa.

Yang dimaksud tidak meninggalkan konsep salafiyah adalah masih adanya pelajaran pesantren yang diajarkan di madrasah tersebut.

“Kami masih mempertahankan pelajaran pesantren disamping kurikulum pemerintah dalam kegiatan belajar dan mengajar di MSI 1 Kauman. Contohnya kami masih mengajarkan Aqidatul Awam, Tahdzib, dan hafalan surat dalam Al Qur’an,” lanjut ustaz Qoffa.

Madrasah yang selalu membatasi penerimaan siswa baru dalam setiap tahunnya ini bertujuan untuk menciptakan keikhlasan para guru dalam mengajar. Disamping itu ketika guru mengampu kelas yang jumlah muridnya ideal, akan menumbuhkan rasa memiliki yang kuat terhadap madrasah.

“Kami selalu batasi penerimaan siswa baru setiap tahunnya, agar tercipta Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) yang ideal. Disamping itu juga akan menciptakan rasa saling memiliki yang kuat diantara siswa dan guru sehingga bisa menanamkan karakter yang positif terhadap siswa,” tambah ustaz Qoffa.

Kepala MSI 1 Kauman Kota Pekalongan Wieda Muqoffa

Dari 670 siswa terbagi dalam 18 kelas, MSI1 Kauman secara tidak langsung menciptakan keterikatan yang kuat antara guru dan siswa. Dan menimbulkan keikhlasan guru dalam mengajar, baik didalam madrasah maupun diluar madrasah.

Fenomena tersebut terjadi manakala siswa menghadapi ujian atau test setiap semesternya. Para guru dengan rela setiap malam keliling ke rumah siswa untuk memantau kegiatan belajar siswa di rumah.

“Kami ingin menciptakan pribadi priyayi dan kiai agar siswa kedepannya bisa sukses dunia dan akherat,” ungkap ustaz Qoffa.

Metode ini yang tidak ada di madrasah atau sekolah lainnya. Ini diakui oleh wali murid yang kebetulan ditemui Suaranahdliyin.com.

“Ustaz dan ustazahnya militan dalam mengajar, bahkan mereka mau keliling ke rumah siswa memantau kegiatan belajar di rumah manakala ada ulangan,” ujar Didik salah satu wali murid.

Kedepannya MSI 1 Kauman akan terus mengikuti perkembangan metode pendidikan terbarukan dan tetap mempertahankan warisan pendahulu dalam melakukan KBM kepada siswa.

“Kami tidak antipati terhadap perkembangan metode pengajaran yang baru, tapi kami juga akan mempertahankan metode pembelajaran yang sudah ditanamkan para pendahulu,” tukas ustaz Qoffa.

Diakhir wawancara Kepala Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah 1 Kauman mengucapkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

“Kami segenap guru, karyawan dan siswa MSI 1 Kauman mengucapkan selamat HUT ke 80 RI, Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia Maju,”ujar ustaz Qoffa. (Ari/adb)

Comments