Ada sebuah pepatah mengatakan, tak kenal, maka tak sayang. Hayo…sobat jangan senyum-senyum sendiri setelah mendengar pepatah itu. Di sini mimin mau jelasin dulu, apa itu generasi millenial dan generasi z serta bagaimana kontribusinya terhadap kemajuan bangsa tercinta kita. Namun, sebelum itu sobat harus mendengarkan penjelasan terkait hasil yang dirasakan terlebih dahulu karena keduanya lebih jauh darinya. Yuk, cermati gambar berikut!
(sumber pengklasifikasian: Wiiliam H. Frey, Analisis Perkiraan Penduduk Biro Sensus, 25 Juni 2020)
Dikutip dari Badan Pusat Statistik, hasil sensus penduduk (SP2020) pada September 2020 mencatat jumlah penduduk Indonesia sebesar 270,20 juta jiwa. Jika dibandingkan dengan hasil sensus penduduk 2010 terjadi penambahan yaitu bertambah 32,56 juta jiwa. Dari gambar tersebut akan terlihat bahwa generasi Millenial dan generasi Z menduduki dua posisi teratas dalam komposisi penduduk Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa generasi mudalah yang mendominasi komposisi penduduk Indonesia. Bukan hanya dari segi kuantitas saja, namun dari segi kualitas generasi muda diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih untuk kemajuan bangsa.
Sobat di rumah pastinya tidak asing lagi ketika mendengar istilah Generasi Millenial”. Istilah tersebut memang sedang hangat dibicarakan publik. Namun, apakah sobat mengerti asal muasal penamaan istilah tersebut. Sini, mimin kasih tahu. Istilah millenials atau generasi millenial ini diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis dari Amerika, yaitu William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa karyanya.
Ternyata eh ternyata generasi millenial (millenial generation) ini memiliki banyak sebutan lain , di antaranya generasi Y, generation me atau juga echo boomers. Penyebutan generasi Y ditujukan bagi mereka yang lahir pada tahun 1981-1996. Perkiraan usia sekarang generasi milenial yaitu 24-39 tahun. Beberapa perilaku yang menjadi karakteristik dari generasi millenial yaitu: pertama, perilaku streaming native yang kini populer yang mana jumlah remaja yang menggunakan layanan streaming semakin hari semakin tak terbendung; Kedua yaitu ketergantungan mereka pada media sosial. Nampaknya para generasi internet tersebut mengandakan media sosial sebagai sumber segala informasi terkini; ketiga, yaitu adanya pergeseran perilaku belanja dari generasi millenial yang lebih memilih jalur daring untuk membeli segala kebutuhan sehari-harinya.
Namun, dibalik gaya hidup generasi millenial yang lekat dengan dunia maya terdapat bahaya yang siap mengintai. Salah satunya yaitu ancaman cyber. Di satu sisi tingginya pengetahuan mereka akan platform dan perangkat mobil ternyata melahirkan titik lemah yaitu tingkat keamanan di dunia maya. Perlu diingat, jangan sekali-kali dengan mudah memberikan kata sandi kepada sembarangan orang yang mana akan berpotensi mengorbankan keamanan daring kita. Bilamana itu dilakukan, maka yang akan terjadi ialah pembajakan akun dan kemudian penyalahgunaan pada hal-hal yang merugikan orang lain. Pastinya kita tidak ingin hal yang demikian jangan sampai terjadi. Hal lain yang juga harus diperhatikan yaitu jangan sembarangan mengoneksikan perangkat mobile ke sumber wifi yang tidak kita kenal. Kenali dahulu sumbernya dan sebisa mungkin jangan mengoneksikan perangkat ke Wi-Fi publik. Saat perangkat mobile kita terkoneksi dengan Wi-Fi publik yang tidak terlindungi akan menjadi sarana peretasan. Tentunya sobat tidak ingin akun media sosialnya diretas oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk itulah, sebaiknya sobat hindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik karena berpotensi terjadi peretasan.
Sampai sini sobat sudah paham, bukan?. Kalau sudah paham mimin lanjut penjelasan berikutnya. Setelah mengenal generasi Y, kali ini kita akan belajar tentang siapa generasi Z dan karakteristik apa saja yang sudah kita buat. Sobat jangan sampai hilang fokusnya karena setiap generasi memiliki karakteristik yang berbeda. Yuk, simak penjelasan berikut!.
Generasi Z atau Gen Z adalah sebutan bagi mereka yang lahir pada rentang tahun 1997 sampai 2012. Dapat juga dikatakan bahwa generasi z sebelum generasi millenial. Perkiraan usia mereka sekarang yaitu 8-23 tahun. Sebelum seorang jurnalis Bruce Horovitz lebih dahulu mengenal istilah gen Z, tetapi rentang umur tidak disebutkna dengan jelas.
Generasi Z juga dikenal dengan sebutan iGeneration (generasi internet/generasi net). Mereka yang termasuk gen z memiliki kesamaan dengan generasi millenial. Akan tetapi, gen z dianggap memiliki kapabilitas yang lebih dalam menerapkan beberapa kegiatan pada satu waktu (multitasking), seperti kemampuan mereka menjelajah, menggunakan media sosial hingga mendengarkan musik sekaligus dalam satu waktu. Karena sebagian besar waktunya digunakan untuk mengkases internet, maka gen z dinilai memiliki hubungan dekat dengan dunia maya dan segala aktivitas dilakukan secara virtual. sejak kecil gen z sudah terbiasa dengan kemewahan dan fitur-fitur canggih yang ditawarkan oleh gawai pintar. Nampaknya perilaku tersebut secara tidak langsung telah memengaruhi keperibadian mereka.
Beberapa karakteristik yang ada pada gen z, antara lain: (1) piawai dan menggemari teknologi informasi dan berbagai macam aplikasi komputer. Dengan bantuan teknologi mereka dapat dengan mudah mengakses informasi-informasi yang dibutuhkan di tengah. Anak yang lahir dalam gen z mereka memiliki pemahaman yang detail mengenai seluk beluk teknologi. (2) gen z lebih sering melakukan interaksinya melalui media sosial. Melaui media sosial inilah mereka bebas berekspresi dan mengungkapkan apa saja yang sedang dirasakan. (3) gen z dianggap lebih terbuka terhadap perbedaan yang ada pada lingkungan sekitar. Bukan hanya perhatian untukleran, gen z juga dianggap lebih peduli pada perbedaan tersebut. (4) gen z adalah generasi pertama dunia digital sehingga aggapan yang disematkan kepadanya bahwa mereka mahir dan menguasai teknologi sejak kecil.
Jika kita menilik kembali pada hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2020, maka gen z saat ini telah beranjak dewasa dan bersiap-siap untuk mencari pekerjaan dan bahkan ada yang telah memiliki pekerjaan. Mereka dinilai memiliki beragam kemampuan dan dianggap mampu memberikan andil yang besar dalam kemajuan bangsa Indonesia dan siap membawa Indonesia menuju masa emas atau gemilang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan keinginan tersebut, antara lain: pengawasan dalam penggunaan media sosial terutama bagi anak yang masih di bawah umur. Karena itu, orang tua wajib mendampingi anaknya yang masih di bawah umur ketika menggunakan gawainya. Selain itu, komunikasi harus dijaga dengan baik dengan orang lain dan ketika bersosialisasi secara langsung. Hal terakhir yang dapat dilakukan adalah membantu gen z menemukan identitas diri. Memiliki pola pikir yang terbuka menjadi ciri khas dari gen z. Meskipun begitu, mereka sangat memerlukan bantuan dalam menemukan jati diri karena gen z dianggap tidak memiliki indikator-indikator untuk menemukan identitas dirinya.
Saat ini Indonesia sedang memasuki gerbang awal era digital. Pada era digitalisasi ini akan ada tantangan-tantangan besar yang menanti. Berbagai tren, regulasi, dan gebrakan di semua industri akan membagikan perjalanan bangsa ini. Penduduk yang didominasi oleh generasi Y dan generasi Z harus siap membawa Indonesia menuju masa depan. Dengan bijak dalam berpikir dan bertindak terlebih dahulu bijak dalam menggunakan media sosial dan memanfaatkan teknologi yang sekarang berkembang sangat cepat akan ada torehan-torehan prestasi dari anak negeri yang akan mengharumkan nama bangsa di kancah dunia.
Beberapa hal yang bisa membuat generasi muda lakukan baik generasi milenial dan gen z dalam rangka memajukan dan menjaga persatuan Indonesia, yaitu: (1) tingkatkan literasi yaitu kemampuan membaca dan menulis. Sobat tahu tidak, ternyata tingkat literasi siswa Indonesia masuk kategori rendah. Jika dilihat dari hasil studi internasional Program for International Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan oleh OECD (organisasi internasional bidang kerja sama dan pembangunan ekonomi) 2018 lalu, menempatkan Indonesia pada level 1 atau masuk dalam kategori rendah. Dikutip dari laman resmi OECD, hasil studi PISA 2018 menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa Indonesia pada skor 371, kemampuan matematika pada skor 379, dan skor 396 untuk kemampuan sains. Padahal, dari segi akses pendidikan Indonesia telah mengalami kenaikan proporsi dari yang semula 39% menjadi 85%. Namun, di sisi lain laju kenaikan akses pendidikan tidak sebanding dengan laju kenaikan kemampuan siswa Indonesia. Tidakkah ini menjadi rambu peringatan bagi bangsa Indonesia bahwa dunia pendidikan kita sedang tidak baik-baik saja? Sekarang ini adalah momen yang tepat untuk bangkit dan berbenah. memulai dari diri sendiri mungkin dapat dimulai dari pola belajar. Kemudahan teknologi yang ditawarkan seharusnya dapat dimanfaatkan oleh generasi muda untuk mulai membaca. Banyak sekali buku-buku elektronik yang dapat dengan mudah diakses. Membaca merupakan sebuah keterampilan yang mana akan terasah dengan baik jika dilakukan pembiasaan-pembiasaan. Yakinlah, segudang manfaat dapat kita peroleh dari kegiatan membaca dan membaca tidak ada kata rugi. Membaca bukan hanya menambah wawasan, membaca juga dapat meningkatkan kemampuan verbal dan kreativitas dari pembaca. Jika kamu masih sulit memulainya, sobat bisa memilih buku yang ringan dibaca yang dapat selesai dalam satu waktu. Program untuk Penilaian Pelajar Internasional (PISA); (2) Jadikan pengguna internet dan media sosial (medsos) yang bijak. Generasi Y dan Z merupakan generasi yang lekat sekali dengan jejaring dunia maya. Mereka adalah pengguna internet dan medsos terbanyak. Pesatnya teknologi yang berkembang saat ini seharusnya dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang positif. Media sosial dapat sobat gunakan sebagai wadah untuk berkarya, bertukar pikiran, pendapat, dan informasi yang positif. Jika dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang baik diharapkan dapat membawa manfaat bagi para penggunanya sehingga kualitas hidup meningkat. Sebagai bangsa Indonesia, kesadaran akan pentingnya dan kesatuan akan sesama juga harus diperhatikan dan dipertemukan. Jadikan media sosial dan internet menjadi sarana pemersatu bangsa; (3) terbuka menerima pengalaman-pengalaman dan pemikiran baru. Pengalaman baru bisa didapatkan melalui keikutsertaan dalam seminar-seminar, workshop atau bisa juga bergabung dengan komunitas/organisasi sosial. Selagi masih muda dan tenaga juga masih dalam keadaan prima giat mencari pengalaman dan menambah wawasan. Manfaatkan kesempatan tersebut selagi masih ada; (3) Dukung produk lokal Indonesia. Cara yang bisa sobat lakukan untuk memajukan Indonesia yaitu dengan menggunakan produk dalam negeri selain produk luar negeri. Ini dilakukan sebagai bentuk dukungan untuk usaha kecil menengah. Dengan kita menggunakan produk lokal berarti kita telah berkontribusi memajukan perekonomian bangsa dan mendongkrak nilai mata uang Rupiah. mulai sekarang walaupun perlahan tapi pasti. Ingat! Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, mau kapan lagi? Dunia hanya menerima mereka dengan aksi nyata, bukan mereka yang sibuk merangkai angan-angan semata.(*)
Yusniawati ,
Penulis adalah putri ketiga dari pasangan Sudikan dan Ruminah bertempat tinggal di desa Getassrabi 13/05 Gebog Kudus. Karya lain penulis dapat juga dijumpai dalam https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Quality/article/view/11906/5387.Yuk, sapa penulis di IG: @Yus_nia05
Catatan:
Artikel ini untuk kepentingan lomba, sehingga tidak dilakukan proses editing oleh pihak redaksi.