Ikut FTP 2025, Teater Nusa MTs NU Nurussalam Tampilkan Cerita “Dipaksa Dewasa”

0
356
Pementasan “Dipaksa Dewasa” teater Nusa MTs NU Nurussalam dengan lighting yang menarik

KUDUS,Suaranahdliyin.com – Teater Nusa MTs NU Nurussalam Besito Gebog Kudus turut ambil bagian menjadi peserta Festival Teater Pelajar (FTP) 2025. Dalam babak penyisihan Festival yang diselenggarakan.Teater Djarum ini, teater Nusa menampilkan salah satu judul yang disediakan panitia “Dipaksa Dewasa”, Selasa (4/11/2025)

Menurut sutradara Teater Nusa, Reno Septia, pemilihan judul cerita tersebut dalam upaya  mengajak untuk kembali menggali dan memaknai potensi dan nilai-nilai seni setiap pribadi maupun satu tim teater mewujudkan harmoni dari sebuah pertunjukan.

“Di samping itu, Teater Nusa ingin mempersembahkan yang terbaik demi berkembangnya seni teater untuk kalangan siswa MTs Nurussalam pada khususnya.”ujarnya.

Lakon Dipaksa Dewasa menceritakan sosok Kania yang diperankan oleh Gholya (siswa kelas IX A), seorang pelajar kelas IX dengan bakat bermusik yang mendapatkan beasiswa melanjutkan ke sekolah swasta bonafid tapi terkendala akan biaya. Hal ini disebabkan oleh Bapak, diperankan oleh Davin (siswa kelas IX A) baru saja di PHK dari tempat kerjanya.

“Alhasil, kehidupan ekonomi keluarga tersebut sedang tidak baik-baik saja. Ibu (Talitha, siswa kelas IX C ) sangat tidak mendukung Kania untuk melanjutkan ke sekolah di Yogyakarta tersebut. Hal ini menyebabkan pergulatan batin yang ada dalam diri Kania, serta adu pendapat antara Bapak dan Ibu. Di sisi lain, Rio, yang diperankan oleh Khoirul Muna (siswa kelas IX E) sebagai kakak Kania mendukung penuh atas keinginan Kania dalam mengambil kesempatan beasiswa tersebut.”tutur Reno.

Gejolak batin yang dialami oleh Kania, lanjutnya,  menyebabkan dia harus berpikir keras dan menjadi dewasa. Sementara itu, Ibu mengambil tindakan untuk memutus keinginan Kania dengan menjual gitar kesayangannya. Ini membuat Kania kalut dan kabur.

“Dengan diterimanya Rio sebagai ASN di akhir cerita, maka Kania berhasil melanjutkan sekolah di Yogyakarta dan menggapai cita-citanya.”imbuhnya.

Tim juri FTP menilai pementasan teater Nusa MTs NU Nurussalam kemarin

Hadir dalam babak penyisihan yang pentas di aula MTs Nurussalam , tim Juri dari Bakti Budaya Djarum Foundation yang terdiri dari : Wijayanto Franciosa (ketua FTP selama 4 (empat) periode), Luna Kharisma (sutradara dan pendiri Mirat Kolektif), dan juga Rudi Itheng ( penulis skenario ternama).

Seketika tepuk tangan riuh menggema dalam ruangan pertunjukan saat Luna Kharisma menyampaikan ulasannya bahwa munculnya karakter bayang-bayang yang diperankan oleh 4 (empat) siswa dengan jaring-jaring putih yang melilit tubuh Kania sebagai gambaran pergulatan batin Kania menambah nilai plus dari pengembangan naskah.

“Hal ini tentu tak lepas dari peran sutradara. Dengan adanya perform tersebut,semoga teater NUSA bisa masuk babak final. “harap Luna.

Kepala MTs NU Nurussalam Julal Umam mengapresiasi pementasan anak didiknya. Ia menandaskan bahwa ajang ini adalah sebagai wadah bagi para siswa-siswi MTs NU Nurussalam dalam mengembangkan potensinya, khususnya di bidang seni teater.

“Tim Teater Nusa yang mengasah kemampuannya setiap hari Selasa sore dalam agenda ekstrakurikuler merupakan tim yang solid sehingga mampu hadir dalam ajang Festival Teater Pelajar tahun 2025.”ujarnya.

Julal mengharapkan  teater NUSA akan terus berkembang dan maju dalam menggali bakat siswa sehingga bisa berkiprah dalam event-event Djarum selanjutnya.

Pada tahun ini,  penyelenggaraan FTP mengusung tema “Estetika Tubuh Artistik”.Pada babak penyisihan, tim juri melakukan penilaian pementasan di madrasah/sekolah masing masing peserta.(umi Saidah/adb)

Comments