KUDUS, Suaranahdliyin.com – Puncak Silaturahim Kebangsaan dan Kirab Merah Putih digelar dengan kegiatan Apel Kebangsaan di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus. Serangkaian kegiatan yang dimulai sejak Sabtu kemarin, kali ini diikuti secara langsung oleh Bupati Kudus HM Hartopo beserta jajarannya, Rabu (15/06/2022).
Sebelumnya, kegiatan yang diselenggarakan oleh Majelis Dzikir Darul Faiz, ini dimulai dengan ziarah bersama di Makam Taman Pahlawan (TMP), dilanjutkan dengan Kirab Merah Putih dari titik awal makam menuju Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus.
Kegiatan ini juga diikuti oleh Forum Komunikasi Pimpinan Kepala Daerah (Forkopimda) Kudus, tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kudus, Koramil, Kodim, PSNU Pagar Nusa, drum band dan kirab dari SMA-SMK se Kabupaten Kudus.
Bupati Kudus, HM Hartopo, mengutarakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menggaungkan semangat persatuan Indonesia, dan menangkal bahaya radikalisme yang sedang marak terjadi.
“Mari bahu membahu memperkokoh sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sinergitas dan kolaborasi ini harus dijaga, sampai kapanpun,” tegasnya dalam acara yang dimeriahkan pula dengan penampilan Grup Rebana Es-Salafy MA NU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus itu.
Menurutnya, kegiatan ini menjadi penanda, bahwa Kudus adalah kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi yang diwariskan oleh Sunan Kudus. Ini perlu dipahami. Sebab, kini banyak generasi muda yang tidak banyak mengingat sejarah perjuangan pendahulunya, sehingga mudah terpecah belah.
“Kita semua punya tanggung jawab bersama bagaimana kita memegang teguh dan merawat filosofi, dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” lanjutnya.
Hartopo pun mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah menerima dan menyebarkan informasi yang beredar. Terlebih dengan perkembangan teknologi saat ini, masyarakat perlu menyaring informasi dan mempertimbangkan baik buruknya.
“Bijaklah bermedsos, ceck and riceck sebelum membagikan ke orang lain, jangan sampai persatuan yang selama ini kita bangun bubar karena pengaruh budaya dari luar,” pesannya.
Untuk itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, termasuk santri-santri secara intensif agar tidak ada bibit radikalisme muncul di Kabupaten Kudus. (sim/ rid, adb, ros, gie, luh, mail)
