
PATI,Suaranahdliyin.com – Ketua Nasional CSSMoRA ( Community of Santri Scholars of Ministry of Religious) M. Nusul Akbar mengatakan bahwa tugas CSSMoRA adalah mengembalikan keaslian (keontetikan) pesantren sebagai model pendidikan yang dimiliki bangsa Indonesia sejak dulu.
“Pendidikan otentik yang kita miliki adalah pendidikan model pesantren”ujarnya. Dalam acara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-15 CSSMoRA atau organisasi yang mewadahi penerima beasiswa Kemenag RI di Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen Senin (12/12/2022)..
Nusul mengutip dari buku Bilik-bilik Pesantren karya K.H Nurcolis Majid (alm) yang menjelaskan bahwa sekiranya Indonesia tidak pernah dijajah oleh Belanda, Inggris dan Jepang maka Indonesia tidak mengenal universitas, atau sekolah
“Ada orang yang mengatakan bahwa Pesantren bukanlah pendidikan otentik karena fakta sejarah. Namun kita buktikan sendiri, ketika anak-anak kita tidak diterima di sekolah formal, maka pilihannya adalah pondok pesantren”ungkapnya.
Ia menandakan kader CSSMoRA lulus dari pondok pesantren masuk di Perguruan Tinggi bukan hanya masuk di bidang agama, akan tetapi ada yang masuk dalam bidang Sains dan teknologi, bidang industri, bidang informasi, bidang hukum dan bidang fisipol.
“Maka dari itu, kader CSSMoRA dari berbagai bidang disiplin ilmu bisa diterima diberbagai macam perguruan tinggi mitra yang ada di Indonesia ataupun di luar negeri.”tandas Nusul.

Acara HUT CSSMoRA diisi dengan Webinar pengembangan diri bersama narasumberi oleh Dr. Hendi Pratama S Pd. MA (coach Transformasi Pendidikan dan Wakil Rektor Bidang Perancangan dan Kerja Sama UNNES}.
Anggota yang hadir dalam acara HUT CSSMoRA ke-15 ada yang dari Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur. CSSMoRA sudah memiliki 4.500 alumi dan memiliki anggota aktif 1.050 di mitra 33 Perguruan Tinggi.(vega/adb)