BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Minta maaf tidak pandang tua atau muda. Siapa yang merasa salah mesti mohon maaf dengan segera. Suasana lebaran mendukung sikap saling memaafkan yang harus dilestarikan dalam pergaulan keseharian untuk perkuat kerja sama.
Itu yang coba terus dilakukan pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali dengan sowan kiai atau sesepuh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Wonosegoro, Ahad (30/4/2023) pagi sampai malam.
Pengurus GP Ansor Wonosegoro, Masruri ,menyatakan, selain sebagai sarana silaturahmi dan mohon maaf. Kegiatan ini juga untuk meminta nasihat serta doa pangestu agar mampu mengabdi dengan baik di Ansor, NU, dan nusa bangsa. “Anggota Ansor yang masih muda pastinya banyak salah dalam bersikap, maka perlu minta maaf dan saran pada sesepuh,” katanya.
Rais MWCNU Wonosegoro KH Shodiq Dimyati mengatakan, justru kami yang lebih tua banyak salah dan dosanya. “Kami yang dituakan di NU Wonosegoro, malah yang banyak salah dan dosa. Maka mohon maaf sebesar-besarnya atas kekhilafan baik secara pribadi maupun organisasi,” ujarnya.
Selain itu KH Shodiq mengingatkan, bahwa warga NU Wonosegoro menyangga amanat pekerjaan yang banyak dan mesti diselesaikan.
“Amanat besar harus benar-benar dikerjakan dengan penuh semangat. Harus ada silaturrahim dan bekerja sama atau gotong royong dalam mengangkat beban tanggung jawab. Seperti mewujudkan salah satu cita-cita kita yaitu meneruskan pembangunan NU Center Wonosegoro,” paparnya.
Ketua MWCNU Wonosegoro, Kiai Yahya, menyatakan bahwa yang lebih tua yakin dan menyadari banyak juga kesalahan. Lantas dirinya mengutip doa yang diijazahkan simbah Kiai Arwani Kudus, “Semoga berkah umur, berkah rezeki, dan berkah dzuriyah kita.”
Sekretaris MWCNU Wonosegoro Kiai Bulkin MS mengatakan, yang paling mahal harganya dalam hidup adalah menyambung atau mempererat silaturahmi. “Saya ikut senang, tali silaturahmi dikokohkan,” ujarnya. (siswanto ar/ ros, rid, adb)