JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Kamis (20/1/2022). Kedatangannya diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan beberapa pengurus lainnya.
Dalam kesempatan itu, Nadiem menyampaikan poin penting terkait upaya menangani permasalahan kekerasan seksual di bidang pendidikan.
“Saat ini, kita sedang tahap melaksanakan dan memastikan bahwa tiap universitas di masing-masing lokasi sudah membentuk Satuan Tugas (Satgas) penanganan kekerasan seksual,” ungkap Nadiem.
Nadiem mengungkapkan bahwa upaya tersebut mendapat banyak dukungan dari berbagai elemen dan juga masyarakat luas. Hal ini terbukti terbukti setelah dikeluarkannya Permendikbud No. 30 Tahun 2021, banyak korban yang berani untuk speak up.
“Jumlah kasus yang meningkat pesat itu bukan terjadi secara tiba-tiba, tetapi karena memang ada keberanian dari si korban untuk mengutarakan isu,” jelasnya.
Menanggapi apa yang disampaikan Nadiem, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa perilaku intoleransi di Indonesia memang sedang marak, terlebih di dunia pendidikan.
“Kami sepakat bahwa hal-hal yangg pertama yang harus kita akui adalah hal tersebut memang ada dan sudah menjadi kenyataan di lingkungan pendidikan kita,” ungkap Gus Yahya.
Selanjutnya, Gus Yahnya menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) akan mendukung secara penuh kampanye melawan perilaku intoleransi di dunia pendidikan.
“Kita harus lawan perilaku-perilaku dan sikap-sikap yang intoleran, termasuk kekerasan seksual, bulliying, dan perundungan, yang ada di Indonesia khususnya di lingkungan pendidikan dan di tengah masyarakat,” tegasnya.(Hasyim/rid)