
BANTEN, Suaranahdliyin.com – Beberapa waktu lalu, Pesantren Pusat Kajian Hadis (PKH) Cinagara, menjadi tempat pertama yang dikunjungi oleh Al-Allamah Syaikh Abdul Hadi Al-Kharsah dalam perjalanan Safari Dakwah dan Ilmiahnya di Indonesia.
Di Indonesia, Syaikh Abdul Hadi Al-Kharsah mengunjungi puluhan Pondok Pesantren (Ponpes) dan majelis, mulai dari Banten, Jakarta hingga Jawa Timur. Safari dakwah dan ilmiah itu berlangsung selama 17 hari.
Untuk diketahui, Syaikh Abdul Hadi Al-Kharsah adalah seorang maha guru dan ulama besar asal Damaskus, Suriah yang dikenal ‘alim dalam bidang hadis, akidah dan tasawuf, menjadi ulama Timur Tengah pertama yang berkunjung dan mengisi daurah di Pesantren PKH Cinagara.
Ulama asal Damaskud itu menjadi narasumber utama dalam daurah Kitab Arbain Al-Ajluniyyah karya Imam Ismail Al-Ajluni (w. 1162 H) di Pesantren PKH Cinagara. Pesantren PKH sendiri Adalah sebuah pesantren yang didirikan oleh Dr KH Ahmad Lutfi Fathullah, ulama ahli hadis terkemuka di Betawi.
Untuk daurah sendiri digelar dalam dua bentuk, yakni daring dan luring. Peserta daring dapat mengikuti daurah melalui zoom meeting dari daerah masing-masing. Sedang peserta luring hadir langsung di Pesantren PKH dan bisa bertatap muka langsung dengan Syaikh Abdul Hadi Al-Kharsah.
Dauroh dengan bahasa pengantar Bahasa Arab tanpa penerjemah itu, dihadiri peserta antara lain dari Bogor, Jakarta, Bekasi, dan juga Magelang. Dan rerata, peserta yang hadir adalah para pengasuh pondok atau santri senior, sehingga bisa mengikuti daurah dengan baik dan khidmat.
Ustaz Abdul Fathir Kautsar LC MA, ketua panitia, membuka daurah dengan memaparkan biografi singkat Syaikh Abdul Hadi Al-Kharsah. Lalu Syaikh Abdul Hadi membacakan beberapa hadis dan memberikan penjelasan tentang hadis-hadis tersebut.
“Selanjutnya, Syaikh Abdul Hadi meminta para peserta secara bergantian membaca hadis-hadis yang tercantum dalam kitab Arbain Al-Ajluniyyah,” terang Ustaz Abdul Fathir Kautsar.
Di pengujung daurah, Syaikh Abdul Hadi Al-Kharsah memberikan ijazah sanad kitab tersebut yang bersambung kepada guru-gurunya sampai kepada sang muallif, yakni Imam Ismail Al-Ajluni. Termasuk juga memberikan ijazah hadis musalsal bil awwaliyah. (rls/ ros, rid, adb)