Selamat Jalan, Abuya Thoifur

0
191
KH Thoifur Mawardi wafat Selasa kemarin

Innalillahi wa innā ilaihi rajiun, telah berpulang ke rahmatullah, KH. Muhammad Thoifur Mawardi, sosok ulama kharismatik asal Purworejo, pada hari Selasa, 19 Agustus 2025, sekitar pukul 16.30 WIB di RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo.

Ulama yang akrab disapa Abuya Thoifur ini lahir pada 8 Agustus 1955 di Desa Kedungsari, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo. Abuya Thoifur merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid di Kedungsari, Purworejo.

Riwayat pendidikannya dimulai dengan pengembaraannya menuntut ilmu di pesantren Sugihan (Kajoran), Lasem, Rembang. Abuya berguru langsung kepada KH. Ahmad Cholil (Mbah Cholil Kajoran).

Selain itu, Abuya juga tercatat pernah belajar kepada KH. Ahmad Fattah Lirboyo dan KH. Ali Maksum Krapyak. Pengembaraannya kemudian berlanjut ke Rushaifah, Mekkah, di bawah bimbingan al-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani sejak pertengahan 1970-an hingga akhir 1980-an.

Di Rushaifah inilah Abuya mendapatkan dawuh dari Sayyid Muhammad untuk membuat sumur. Beliau kemudian melakukan istikharah (amalan meminta petunjuk kepada Allah) untuk menemukan lokasi sumber air. Setelah itu, beliau bermimpi mendapatkan petunjuk tentang sebuah titik lokasi yang tepat untuk menggali sumur. Dalam mimpinya, beliau melihat Rasulullah ﷺ menunjukkan lokasi tersebut.

Atas dasar petunjuk dari mimpi tersebut, beliau menggali di lokasi yang ditunjukkan. Hasilnya adalah ditemukan sumur mata air yang kemudian menjadi sumber utama air bersih bagi para santri dan civitas di Ma’had Rushaifah. Sumur itu kemudian dikenang dan dikenal sebagai Sumur Thoifur (Bi’ru Thoifur) sebagai penghormatan terhadap karomah Abuya. Keberadaan sumur tersebut masih ada hingga sekarang.

Begitulah keteladanan singkat yang bisa kita petik dari Abuya Thoifur. Mulai dari sanad kelilmuannya, pribadi dan kesederhanaan hidupnya serta ketajaman spiritual yang dimilikinya. Pondok pesantren yang dibinanya telah melahirkan ribuan santri dan berdampak luas di berbagai penjuru, hingga menjadi panutan bagi komunitas Islam di Purworejo dan sekitarnya.

Karya keilmuan dan dedikasinya sebagai ulama, guru spiritual, dan figur karomatik akan terus abadi dalam ingatan umat. Semoga warisan ilmu dan akhlaknya menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.

Rencananya, jenazah almarhum akan dimakamkan pada Rabu, 20 Agustus 2025, pukul 11.00 WIB, di kompleks Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Kedungsari, Purworejo.

Ucapan belasungkawa tak henti mengalir untuk Abuya. Pihak PCNU Purworejo, termasuk Rais Syuriyah KH. Dawud Masykuri dan Ketua Tanfidziyah KH. Muhammad Haekal, menyampaikan duka mendalam atas kepergian Abuya.

Semoga mendapat tempat mulia di sisi-Nya, senantiasa terjaga kesucian rahasianya dan terus diangkat derajatnya. Al-Fatihah. (rid)

Comments