JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU bekerja sama dengan Asosiasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (ARSINU) dan National Hospital Surabaya, menggalang donasi untuk program swab test gratis pesantren.
Ketua RMI PBNU, KH. Abdul Ghoffar Rozin (Gus Rozin), mengatakan, bagi kalangan pesantren, akses untuk test rapid maupun swab, sangat sulit karena mahal.
“Karena itulah, Satkor Covid-19 RMI PBNU berikhtiar menggalang dukungan dari pihak ketiga agar pesantren memiliki akses test rapid atau swab yang tepercaya dengan biaya terjangkau,” ujar Gus Rozin, Rabu (19/08/2020) kemarin.
Gus Rozin menyampaikan, pihaknya telah mendapatkan bantuan dari National Hospital Surabaya berupa alat laboratorium Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR) buatan Swiss.
“Alhamdulillah, kita dipertemukan oleh visi kemanusiaan yang sama. National Hospital Surabaya berkenan mendonasikan alat lab Real Times PCR Merk ROCHE LC 96 made in Swiss kepada RMI PBNU,” lanjutnya.
Adapun pemakaiannya, RMI PBNU memberikan kuasa pakai kepada RS UNIPDU Medika Jombang, agar alat ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk keluarga besar pesantren. Donasi alat ini juga didukung dengan Kerja Sama Operasional (KSO) alat lab rapid tes metode serologi antibodi Merk ROCHE E411.
“Dengan semangat Kemerdekaan ke-75 RI, National Hospital Surabaya, RMI PBNU dan RS UNIPDU Medika meluncurkan program ‘Swab for Spiritual Heroes’,” ungkapnya.
Gus Rozin menyebutkan, program ini didedikasikan untuk para kiai, nyai dan segenap santri serta keluarga besar pesantren yang merupakan pahlawan spiritual bangsa Indonesia.
“Semoga swab test dapat dilakukan di lingkungan pesantren secara massif, sehingga dapat memutus laju penyebaran virus Covid-19 di kalangan pesantren.
Ke depan, RMI PBNU dan ARSINU akan berikhtiar mereplikasi program ini di sebanyak mungkin rumah sakit anggota ARSINU. Alat lab ini akan terus relevan, karena kemampuannya dalam menguji dan menganalisa berbagai macam specimen virus, tidak terbatas Covid-19,” jelasnya.
Gus Rozin mengemukakan, kerja sama dengan rumah sakit besar dan kredibel seperti National Hospital sangat diharapkan supaya terjadi alih teknologi dari sisi ilmu kedokteran maupun manajemen rumah sakit, sehingga dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan rumah sakit anggota ARSINU.
“Satkor Covid-19 RMI PBNU memanfaatkan kerja sama ini dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada pesantren-pesantren di bawah naungan RMI. Serta sebagai upaya bersama dari elemen masyarakat untuk membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di kalangan pesantren,” tuturnya.
CEO National Hospital Surabaya, Adj. Prof. Hananiel Prakasa Widjaya, mengakui, kasus Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat. Itu tak terlepas dari kurang meratanya tes per individu bagi masyarakat.
Oleh karenanya, sebagai upaya mendukung pengendalian Covid-19 melalui kampanye 3T (Testing, Tracing dan Treatment), National Hospital Surabaya menyambut baik program RMI PBNU yang menggalang donasi swab test di pesantren.
“Selain mendonasikan perlengkapan RT-PCR dan pelatihan operasional, National Hospital Surabaya juga mendukung upaya persiapan belajar di pesantren,” terang Hananiel Prakasa.
Dukungan itu, lanjutnya, sebagai upaya pesantren menghadapi adaptasi baru, agar tercipta lingkungan belajar yang nyaman dan aman dari Covid-19.
“Sehingga pesantren-pesantren yang dikelola oleh Nahdlatul Ulama, siap menerima kembali para santri untuk belajar tatap muka langsung di pesantren mereka,” ujarnya.
Ikut memberikan arahan secara virtual terkait program ini, Ketua Umum PBNU, KH Said Agil Siroj. Dan di lokasi program, nampak KH Abdul Ghoffar Rozin, perwakilan RS UNIPDU sekaligus Ketua ARSINU KH Dr Zulfikar As’ad Amar, Ditjen P2P Kemenkes dr H. Muhammad Budi Hidayat, M. Kes., Pemerintah Kabupaten Jombang Hj Munjidah Wahab, serta Adj. Prof. Hananiel Prakasa Widjaya.
Untuk informasi selengkapnya dan konfirmasi program bisa menghubungi +62 813-9270-7112 (Mohammad Alfuniam/Wakil Ketua RMI PBNU/Sekertaris Satkor Covid-19 RMI PBNU). (mid/ ros, adb, rid)