
JAKARTA, Suaranahdliyin.com – Di era media sosial dan teknologi digital yang tumbuh kian cepat dari hari ke hari, industri pers nasional tentu terus berbenah dan berubah.
Di tengah berbagai perubahan itu, ada satu fungsi dasar yang saya kira tak mungkin diubah. Yaitu pers sebagai obor penerang bagi masyarakat.
Demikian disampaikan H Robikin Emhas, Rabu (10/2/2021). “Dalam posisi ini, tugas pers bukan hanya menyajikan fakta dan informasi, tetapi sekaligus mengedukasi dan memberikan penerangan. Terlebih dengan maraknya sebaran berita bohong, hoaks, dan fitnah,” terangnya.
Pengalaman membuktikan, ujar ketua harian PBNU itu, massifnya hoaks bukan saja mendistorsi pikiran orang per orang, tetapi juga menjadi serangan yang membahayakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Di masa-masa berat di tengah pandemi covid-19 saat ini, tugas pers nasional tentu saja juga menjadi penyampai kebenaran. Bagaimana menjadi penjernih informasi, sekaligus pendorong sikap positif bagi para pembacanya, di tengah lautan informasi seputar covid-19 yang tak jelas asal-usul dan kebenarannya,” katanya.
Maka dalam momentum Hari Pers ke-36 ini, selain mengapresiasi para insan pers, juga berharap pers senantiasa menjadi suluh yang menerangi dan membuka pikiran masyarakat.
“Teruslah menjadi pers Indonesia yang bebas dan independen, namun objektif, konstruktif, dan menjadi bagian dari alat kontrol sosial. Demikian halnya, sajian jurnalisme positif juga merupakan kontribusi bagi terangnya sinar Indonesia di mata dunia,” tuturnya. (gie, luh, mail/ adb, ros, rid)