Pengajian Akbar “Brabowan Bersholawat”, ini Pesan Ning Umi Laila di Depan Jamaah

0
38
Ning Umi Laila menyampaikan tausiyah

BLORA, Suaranahdliyin.com – Ratusan jamaah memadati Lapangan Serbaguna Desa Brabowan, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jumat (19/12/2025) malam, dalam Pengajian Akbar dan Brabowan Bersholawat.

Dibuka dengan lantunan sholawat oleh Majelis Santri Semut, yang diikuti jamaah dengan penuh kekhusyukan. Pengajian ini menjadi momentum silaturahmi sekaligus penguatan nilai-nilai spiritual masyarakat Desa Brabowan dan sekitarnya.

Pengajian Akbar tersebut dihadiri Bupati Blora Dr H Arief Rohman SIP MSi, Indarsih (Kepala Desa Brabowan), dan para tokoh agama desa setempat. Sedang didaulat untuk menyampaikan tausiyah adalah Ning Umi Laila dari Surabaya.

Bupati Blora H Arief Rohman mengapresiasi partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan tersebut. Dia menilai, pengajian dan sholawat bersama memiliki peran penting dalam memperkuat nilai kebersamaan dan karakter religius masyarakat.

“Kegiatan pengajian dan sholawat ini menjadi bagian dari upaya memperkuat kebersamaan warga serta menumbuhkan nilai-nilai religius dalam kehidupan bermasyarakat,” katanya.

Sedang Ning Umi Laila, dalam tausiyahnya menekankan pentingnya untuk tidak berhenti mengikuti majelis ilmu. Sebab menurutnya, pengajian menjadi tempat bagi umat Islam untuk menemukan arah ketika menghadapi berbagai persoalan hidup.

“Yang penting kalian semua tidak berhenti ngaji. Ketika kita sedang menghadapi masalah, merasa sumpek dan susah, yang pertama kali harus dilakukan adalah ridha atas semua keputusan Allah. Karena keputusan Allah adalah yang paling terbaik,” tuturnya.

Dia melanjutkan, langkah kedua yang harus dilakukan adalah memperbanyak sikap menerima terhadap keadaan yang dialami. Sikap menerima tersebut merupakan wujud rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Perbanyak menerima. Nerima itu artinya memperbanyak rasa syukur atas apa pun yang Allah berikan,” ungkapnya.

Selain itu, Ning Umi Laila juga mengingatkan jamaah untuk terus memperbaiki hubungan, baik hubungan dengan Allah maupun hubungan dengan sesama manusia, sebagai kunci ketenteraman dan kebahagiaan hidup.

“Yang ketiga, memperbaiki hubungan. Kalau hubungan kita dengan Allah dan dengan sesama baik, insyaallah hidup akan lebih tenang dan bahagia,” ujarnya. (*)

Khalimatus Sakdiyah, mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI), Universitas Negeri Islam (UIN) Sunan Kudus.

Comments