
SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Jateng, melangsungkan pelantikan dan Rakerwil, di Semarang, Sabtu (26/9/2020) kemarin.
Acara sekaligus launching program “Konco Sinau” PW IPNU & IPPNU Jateng masa khidmat 2019-2022, itu dihadiri beberapa tokoh, di antaranya KH M Yusuf Chudlori (Pengasuh PP API Tegalrejo, Magelang), Aswandi Djaelani (ketua umum PP IPNU), K.H. Mansur (PWNU Jateng), dan Ida Fauziyah (Menteri Tenaga Kerja RI).
Ketua IPNU Jateng, Syaeful Kamaluddin, menuturkan, program prioritas PW IPNU – IPPNU Jateng satu peridoe ke depan, adalah optimalisasi Sumber Daya Manusia (SDM) kader di berbagai bidang.
“InsyaAllah kita ke depan selain fokus di penataan internal, baik di pendidikan maupun pengkaderan, juga fokus melakukan pendampingan-pendampingan baik pelajar di tingkat dasar, SLTP, sampai tingkat SLTA,” katanya.
Dia menjelaskan, peningkatan SDM kader itu akan menyasar bidang digital, intelektualitas, dan entrepreneur. “Untuk itu, PW IPNU – IPPNU Jateng yang dipelopori oleh TIM Bidang Jaringan Sekolah dan Pesantren, membentuk program ‘Konco Sinau’ sebagai respons Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di tengah pandemi Covid – 19 ini,” ungkapnya.
Program ini, jelasnya menambahkan, merupakan upaya konkret dari PW IPNU & IPPNU terhadap persoalan yang dialami pelajar di berbagai daerah, khususnya, di daerah terpencil. Mulai persoalan jaringan internet, kebingungan guru, hingga orang tua yang mengeluh karena harus membagi waktunya bekerja dengan mendampingi anaknya belajar.
Metode yang diterapkan di dalam program “Konco Sinau” sendiri yaitu melakukan pendampingan bagi siswa khususnya di tingkat dasar. “Sebab mereka masih melewati masa tumbuh kembang,” ujarnya.

Tim Bidang Jaringan Sekolah dan Pesantren IPNU-IPPNU Jateng, Ika Mayasari Ismanto dan Eko Purnomo, mengutarakan, pola pembelajaran jarak jauh bagi siswa pendidikan dasar di masa pandemi ini, menimbulkan dampak yang luar biasa kompleks.
“Kehadiran program ‘Konco Sinau’ ini diharapkan menjadi jembatan antara guru, peserta didik dan orang tua untuk mengatasi problematika dalam PJJ, melalui kerja sama dengan stakeholder, baik pemerintah maupun organisasi masyarakat lainnya,” tuturnya. (rls/ mhet, ros, adb)