
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, kabar duka menyelimuti umat Islam Kabupaten Kudus dan nahdliyin di Indonesia. Mustasyar PBNU KH. M. Sya’roni Ahmadi wafat di RS. YAKIS Kudus pada kisaran pukul 09.00 WIB, Selasa (27/04/21).
Adapun informasi tentang pemakaman di Utara rumah duka (Pagongan), namun waktunya masih menunggu kepastian dari pihak keluarga. almarhum. Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga dibantu oleh masyarakat sekitar tengah menyiapkan prosesi pemakaman secara hati-hati dengan tetap memerhatikan situasi dan kondisi di masa pandemi.
Semasa hidupnya, KH. Sya’roni dikenal sebagai ulama kharismatik yang tegas dalam memberikan pandangan syari’at. Kendati begitu KH. Sya’roni juga dikenal sebagai ulama yang santun dan lembut dalam berdakwah. Sebelum pandemi, KH. Sya’roni masih aktif mengasuh majelis pengajian tafsir Al-Qur’an di Masjid Al-Aqsha, Menara Kudus setiap Jumat fajar.
Produktif Menulis Karya
Kiai Sya’roni juga merupakan sosok yang tergolong produktif dalam menulis. KH. Sya’roni kerap menulis, mensyarah dan menterjemah beberapa kitab yang banyak digunakan oleh madrasah dan pondok pesantren di Kudus. Diantara karya KH. Sya’roni adalah,
Kitab Al-Faraid al-Saniyah. Kitab ini banyak mengupas tentang doktrin ahlusunnah wal jama’ah. Penyusunan kitab ini konon diilhami oleh kitab Bariqat al-Muhammadiyah ‘ala Tariqat al-Ahmadiyah milik KH. Muhammadun Pondowan, Tayu, Pati.
Kitab Faidl al-Asany yang terbagi menjadi tiga juz. Banyak membahas tentang Qira’ah al-Sab’iyyah. Ada pula terjemah Tashil al-Turuqat yang membahas ilmu manthiq.
Kemudian ada kitab Al-Tashrih al-Yasir fi ‘ilmi al-Tafsir. Kitab ini banyak mengupas tentang tafsir al-Qur’an mulai dari pembacaan, lafadz, sanad, arti-arti yang berhubungan dengan hukum dan sebagainya. Kitab setebal 79 halaman ini ditulis pada tahun 1972 M/1392 H.
Ada juga kitab Tarjamah al-Ashriyyah. Membahas ilmu Ushul al-Fiqh dan banyak mengupas tentang lafadz ‘amm dan khas, mujmal dan mubayyan, ijma, qiyas dan sebagainya. Kitab ini disusun pada hari ahad siang tanggal 29 Juni 1986 M/21 Syawal 1406 H.
Kemudian ada pula kitab Qira’ah al-Ashriyyah sebanyak tiga juz. Sebagaimana penuturan KH. Sya’roni, kitab ini dimaksudkan untuk memudahkan para santri atau para siswa dalam mempelajari kitab kuning. (rid, adb/ros)