KUDUS, Suaranahdliyin.com – Dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU), kiai menjadi sosok penting yang sangat dihormati.
Dihormatinya sosok kiai dalam tradisi NU, lantaran perannya tidak sekadar dalam transfer of knowledge kaitannya dengan al ulum al diin, tetapi juga transfer of value kepada para generasi dan umat secara keseluruhan.
Mohamad Sobary dalam bukunya berjudul “Kang Sejo Melihat Tuhan” (Cetakan III, Maret 2004), menulis, bahwa di dunia NU, setidaknya dikenal ‘dua konsep’ tentang kiai.
“Di dunia NU, memang dikenal konsep tentang kiai ‘indannas dan kiai ‘indallah,” tulis Mohamad Sobary yang merupakan salah satu sahabat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu.
Kiai ‘indannas adalah kiai yang mengutamakan simbol-simbol luar agar dikenal baik oleh sesama manusia.
Sedang kiai ‘indallah adalah kiai yang tidak mengutamakan simbol-simbol luar agar dikenal sesama manusia.
Sebab, kata Mohamad Sobary, “Inti kekiaian adalah urusan dia (kiai) dengan Allah,” jelasnya lebih lanjut dalam bukunya itu.
Disampaikannya lebih lanjut, bahwa mereka yang termasuk kiai ‘indallah itu “tidak peduli orang lain mengenalnya sebagai kiai (atau tidak, red),” ungkapnya. (ros/ adb, rid)