
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Kiai Telingsing menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah awal penyebaran Islam di Kudus. Makamnya berada di Desa Sunggingan, Kecamatan Kota, Kudus, dan hingga kini masih dirawat oleh para juru kunci secara turun-temurun.
Salah satu juru kunci generasi kelima, adalah Noor Hidayat. Noor Hidayat menceritakan sejarah panjang tokoh yang dikenal sebagai guru sekaligus sahabat Kanjeng Sunan Kudus tersebut.
Menurut penuturannya, garis keturunan juru kunci sudah berlangsung sejak masa leluhur mereka yang menjadi sahabat tempat tinggal Kiai Telingsing ketika pertama kali datang ke wilayah tersebut.
“Waktu Mbah Kiai Telingsing masih tinggal di Tajug Menara, lalu tajug itu diserahkan kepada Sunan Kudus. Setelah itu, beliau berjalan ke selatan dan menetap di rumah leluhur kami. Di sinilah kemudian beliau membangun pesantren dan dimakamkan bersama para santrinya,” terangnya.
Kiai Telingsing sendiri diketahui memiliki darah Tionghoa dan Jawa. Ayahandanya, Sungging Prabangkala seorang seniman lukis dan pahat, hidup pada masa akhir Kerajaan Majapahit di bawah Raja Brawijaya.
Kisah keahliannya bahkan menjadi legenda, termasuk perintah raja untuk membuat lukisan permaisuri tanpa melihat langsung sosok aslinya. Keahliannya membuatnya dipercaya memahat wajah permaisuri di puncak bukit.
Namun saat proses pengerjaan, angin besar menerbangkan dirinya bersama layang-layang dan batu pahatannya hingga ke berbagai daerah, termasuk Bali dan Jepara daerah yang hari ini identik dengan seni ukir.
Setelah petualangan panjang, ia sampai di Tiongkok dan menikah dengan wanita setempat. Dari perkawinan itulah lahir Te Ling Sing yang kelak dikenal sebagai Kiai Telingsing. Kiai Telingsing bersama Laksamana Cheng Ho menginjak dewasa, Kiai Telingsing mengikuti nasihat ayahnya agar kembali ke Nusantara.
Ia bergabung dalam pasukan Laksamana Cheng Ho, dan ikut berlayar hingga tiba di Semarang, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke utara dan menetap di Kudus, di kawasan Tajug.
Di Kudus, Kiai Telingsing mulai berdakwah kepada masyarakat Hindu berkasta rendah (sugra). Dialah Muslim Tionghoa pertama yang menyebarkan Islam di Kudus dengan pendekatan seni, keramahan, dan kebijaksanaan.
Pertemuan antara Kiai Telingsing dan Sunan Kudus terjadi di wilayah Manukwari, Kudus. Keduanya saling bertukar ilmu. Kiai Telingsing belajar agama kepada Sunan Kudus, Sunan Kudus belajar ilmu kanuragan dan keterampilan berdagang kepada Kiai Telingsing. Keduanya juga mengajarkan etika di Kudus yaitu larangan menyembelih sapi sebagai bentuk penghormatan kepada masyarakat Hindu setempat.
Salah satu kisah terkenal adalah ketika Kiai Telingsing diminta membuat cinderamata berupa kendi. Sekilas kendi tersebut tampak polos sehingga disepelekan. Namun saat kendi itu pecah, tampak ukiran kaligrafi syahadat yang indah di dalamnya. Sejak kejadian itu, Sunan Kudus semakin menghormati kesaktian dan kearifan Kiai Telingsing.
Selanjutnya diceritakan, bahwa Kiai Telingsing dan Sunan Kudus berlatih kanuragan di tepi Sungai Gelis, keduanya melihat burung perkutut yang sedang mandi.
“Eh, Sungging, ada burung perkutut yang sedang adus (mandi),” ujar Kiai Telingsing. Lalu memerintahkan Sunan Kudus untuk daerah itu di sebut Kudus. Dari frasa Perkutut Adus muncul istilah Kudus yang kemudian menjadi nama kota Kudus.
Sementara itu, beberapa peninggalan Kiai Telingsing seperti tombak dan Al Quran Istanbul, masih disimpan oleh keturunannya di Wergu Kulon. Beragam tradisi masih dilaksanakan hingga kini, seperti Sedekah Gugut menjelang Ramadan (Ruwah/ Syakban), Buka Luwur pembacaan Maulid, pengajian dan tahlil umum setiap 15 Sura (Muharram).
Dan makam Kiai Telingsing tidak dibuat megah, mengikuti filosofi kendi, yakni polos penuh kesederhanaan yang menyimpan kedalaman makna. Bagi masyarakat Kudus sendiri, sosok Kiai Telingsing adalah simbol akulturasi, dakwah yang lembut, dan pesan untuk menjalankan salat dengan khusyuk sebagaimana ajarannya: “Shalat Satala Salaha Duma Sampurna“. (*)
Mazidatul Chilmi dan Cintya Hidayatus Sholekah, mahasiswa Prodi PBSI FKIP UMK.








































