KUDUS, Suaranahdliyin.com – Lajnah Ta’lif wa Nasyr (LTN) dan Lajnah Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kecamatan Dawe jalin kerjasama. Kedua lembaga di bawah naungan MWC NU Dawe itu membuat konten digital dalam bentuk video dakwah.
Ketua LTN MWC NU Dawe Ustaz Moh. Ali Nuhin memaparkan konten video dakwah berisi jawaban dari pertanyaan seputar keagamaan, khususnya puasa dari warga nahdliyin. Menurutnya, banyak masyarakat masih awam soal hukum ataupun kaifiyah puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, fadhail puasa dan sebagainya.
“Pertanyaan yang kami himpun cukup banyak dan akan dijawab oleh kiai maupun ustaz yang ada di Dawe bekerjasama dengan lajnah dakwah MWC NU Dawe,” paparnya.
Sebenarnya, imbuh Nuhin, banyak juga masyarakat yang ingin bertanya langsung. Namun, karena tidak memungkinkan maka kami buatkan video agar bisa disimak kapanpun dan dimanapun. Selain itu, pembuatan video ini juga bertujuan untuk turut meramaikan dunia digital dengan konten dakwah yang berhalauan aswaja an-nahdliyah.
“Insyaallah akan mulai tayang di Youtube resmi MWC NU Dawe mulai tanggal 7 Ramadan, semoga lancar,” sebut Kepala Satuan Koordinasi Rayon (Kasatkoryon) Banser Dawe ini.
Respons Positif
Senada dengan Nuhin, Ketua LDNU Dawe, Kiai Saifuddin merespons positif adanya kerjasama bidang penyebaran konten dakwah ini. Menurutnya, masyarakat luas perlu juga dikenalkan dengan tokoh-tokoh NU di Dawe meski hanya sekadar tahu via youtube. Khususnya pada masyarakat di Kecamatan Dawe dan sekitarnya.
“Tujuannya agar mereka kenal siapa saja tokoh yang layak dimintai jawaban dan nasihat terkait dengan keislaman yang berhalauan aswaja. Supaya tidak asal tanya kepada yang bukan ahlinya,” kata dia.
Terkait teknis, Kiai Saifuddin juga mengaku sudah menginstruksikan kepada jajaran pengurus di LDNU untuk membagi jadwal yang nantinya bertugas. Tentu disesuaikan dengan bidang keilmuan masing-masing. Baik itu fikih, tasawuf maupun baca tulis al-quran.
“Tiga bidang itu yang biasanya jadi pertanyaan masyarakat dan tiga bidang itu pula yang kami plot tokohnya untuk menjawab,” jelas guru MA NU Miftahul Falah ini. (rid/adb)