LP Ma’arif NU Pedan Klaten Adakan Workshop Implementasi Kurikulum dan Penguatan Guru

0
141
Pembicara workshop guru LP Ma’arif NU Pedan Klaten

KLATEN, Suaranahdliyin.com – Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten mengadakan Workshop Guru Ma’arif NU Pedan bertempat di Aula Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tahasus Ma’arif NU Desa Kaligawe, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Rabu (17/12/2025).

Kegiatan Workshop Guru Ma’arif NU Pedan dengan tema ‘Menyiapkan Generasi Emas menuju Sukses Tahun 2045, Generasi Yang Mandiri, Unggul, Berprestasi dan Berkarakter Ahlussunah Wal Jamaah An Nahdliyah’.

Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pedan, Agus Setiawan mengatakan, menjadi tanggung jawab bersama dalam mempersiapkan generasi yang berkualitas  untuk menyambut Indonesia Emas 2045.

”Workshop  ini penting diadakan karena pentingnya kita sebagai guru, orang tua untuk mempersiapkan anak – anak kita untuk menjadi generasi cerdas, berkarakter kuat, tangguh, dan adaptif dan mampu menghadapi tantangan masa depan, khususnya menyambut Indonesia Emas 2045 (1 abad kemerdekaan RI).

Dengan fokus pada pendidikan karakter, menghadapi perubahan zaman yang serba digitalisasi, Agus mengajak kepada semua pihak (orang tua, guru, pemerintah) berperan aktif mencetak generasi penerus bangsa yang kompeten dan berakhlak mulia,”ujarnya.

Ketua LP Ma’arif NU Klaten sekaligus sebagai Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasie Penmad Kemenag Klaten), H. Agus Susanto dalam paparannya menyampaikan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC).

“Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dari Kementerian Agama Indonesia yakni pendekatan pendidikan dengan menanamkan nilai cinta, empati, dan kasih sayang dalam setiap aspek pembelajaran.

“Bukan hanya transfer pengetahuan, melalui Panca Cinta (cinta Allah & Rasul, ilmu, diri & sesama, alam, tanah air) untuk membangun karakter, toleransi, dan moralitas,”ucapnya.

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) UIN Raden Mas Said Surakarta, Dr. H. Kholillurahman, sebagai pembicara kedua  menyampaikan ulasannya mencontoh Nabi Nuh Alaihi Salam dan Nabi Ibrahim Alaihi Salam sebagai metode pembelajaran.

Dikatakan, metode pendidikan dari Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim menekankan keteladanan, kesabaran, keteguhan iman seperti Nabi Nuh yang membangun umat dengan teladan kerja keras dan ketaatan, namun ia tidak berhasil mendakwahkan keimanan pada keluarganya.

“Nabi Ibrahim yang mendidik keluarganya melalui ujian dan doa demi kesalehan, dengan mengajarkan tauhid dan membangun karakter kuat melalui kesabaran menghadapi ujian dan menjadikan keluarganya rukun dan damai,”jelasnya.

Menurutnya, pentingnya pembelajaran bahasa asing di lembaga pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama yakni Bahasa Inggris, Arab dan Cina.

Sementara itu Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Klaten, H. Mujiburojman menyampaikan pentingnya pendidikan keagamaan sebagai nilai spritualitas di tengah kehidupan. Ia mengatakan Lembaga pendidikan dibawah naungan LP Ma’arif NU berbasis nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah (Aswaja An-Nahdliyah) menjadikan nilai spiritual pedoman hidup.

“Nilai-nilai itu mengedepankan moderasi (tawassuth), toleransi (tasamuh), keseimbangan (tawazun), dan keadilan (i’tidal), berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah, serta pemahaman ulama salaf, untuk mencapai kehidupan beragama yang damai, berkeadilan, dan harmonis, membentuk karakter spiritual yang kuat melalui akhlak, tauhid, dan cinta tanah air (hubbul wathan),”tegasnya. (Eko Priyanto/adb)

Comments