
BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Pilihan pergaulan bisa menentukan kebaikan atau keburukan. Bergaul dengan yang baik bisa menjadikan baik, bergaul dengan yang buruk dapat menjadikan buruk. Sehingga seksama dalam menempatkan diri, adalah keharusan.
“Kumpulan baik membuat baik, kumpulan jelek membuat jelek, maka harus tepat meletakkan diri,” tutur Kiai Jamaluddin Fadhzlan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad di NU Center Wonosegoro Dusun Suruhan, Desa Karangjati, Wonosegoro, Boyolali, Sabtu (8/10/2022) malam lalu.
Kiai Jamal menyontohkan, siapapun yang turut dalam jamaah zikir, shalawat, dan pengajian akan tercatat baik. “Walaupun saat zikir atau bershalawat kurang khusyu’ karena ingat hutang atau ingat uang saku anak besok. Walaupun saat pengajian kurang konsentrasi, sambil ngantuk, namun tetap tercatat dalam kebaikan, karena nyatanya, badan, mulut, turut hadir dan melantunkan kalimah thayyibah,” katanya.
Selain itu, lanjut Kiai Jamal dalam pengajian yang diselenggarakan warga Suruhan, bahwa tinggi rendah derajat seseorang tergantung akhlaknya. “Refleksi kasih sayang Rasulullah adalah akhlakul karimah. Rasul mengajak kita harus berakhlak kepada Gusti Allah, sesama manusia, hewan, tumbuhan, dan sebagainya,” ujarnya.
Pengajian bertema “Meneladani Akhlak Rasulullah sebagai Bekal Pribadi yang Unggul” ini dimeriahkan rebana Qolbussalaam dan dihadiri pengurus MWC NU, Forkopimcam, GP Ansor, Fatayat, perangkat desa, dan warga setempat. (kalandra, sis/ ros, adb)