KH. Yusrul Hana Sya’roni Terangkan Ciri-Ciri Ahli Al-Qur’an

0
4738
KH. M. Yusrul Hana Sya’roni (Sumber : Channel Youtube Menara Kudus)

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Mengisi mauidloh hasanah pada Pembukaan Darusan Umum Pengajian Pitulasan Menara Kudus, KH. M. Yusrul Hana Sya’roni (Gus Hana) menerangkan beberapa ciri-ciri ahli al-Qur’an.

Ia menukil pendapat Abu al-Qosim bin Firruh bin Ahmad al-Andalusi Asy-Syadzili dalam kitabnya Hirzil Amani. Di dalamnya disebutkan bahwa ahli al-Qur’an ada tiga kategori.

“Pertama, huwa al-khurru. Ahli al_Qur’an adalah orang yang merdeka. Maksudnya ia tidak bisa diperbudak dunia dan hawa nafsu,” ujar Gus Hana di Gedung YM3SK, Selasa (07/05/19) malam.

Kedua, lanjut Gus Hana, ahli al-Qur’an disebut huwa al-Murtadlo Amman. Maknanya ahli al-Qur’an adalah orang yang selalu diridlai Allah dan setiap keinginannya selalu dipenuhi oleh Allah.

“Ketiga, huwa al-Mujtaba. Artinya ahli al-Qur’an adalah orang-orang pilihan, ia selalu jadi rujukan orang lain. Ia juga selalu jadi sandaran orang lain,” paparnya.

Selanjutnya, Gus Hana juga menceritakan banyak kisah ulama ahli Al-Qur’an. Seperti halnya, Imam Syu’bah yang bisa khatam al-Qur’an sebanyak 24.000 khataman dalam satu majelis selama 50 tahun.

“Bahkan Imam Syu’bah ketika mengkhatamkan itu tanpa alas duduk. Kalau saya dua hari mungkin betah, tapi kalau segitu ya tidak kuat,” jelasnya diikuti kelakar canda.

Ada lagi yang termasuk ahli Al-Qur’an yaitu Imam Nafi’ yang setiap perkataannya dari mulutnya harum sebab saking cintanya kepada al-Qur’an. Lalu ada juga Imam Syafi’i yang setiap Ramadan khatam al-Qur’an 2 kali.

“Kalau tidak Ramadan Imam Syafii khatam sekali pada siang hari dan kalau malam khatam 10 juz di dalam sholat,” tambahnya.

Contoh lain yang diceritakan Gus Hana yaitu Imam Khanafi yang setiap hari khatam al-Qur’an di dalam sholat. Bahkan ada cerita bahwa Imam Khanafi pernah khatam al-Qur’an di dalam Kakbah.

“Uniknya lagi, kada waktu ngaji di dalam Kakbah itu dengan mengangkat satu kakinya,” ceritanya.

Cerita tentang ahli Al-Qur’an juga datang dari ulama Nusantara. Diantaranya yaitu Simbah KH. Munawwir Krapyak dan Simbah KH. Muhammad Arwani Amin.

“Mbah Munawwir itu pernah ketemu dengan Nabi Khidlir. Ketika itu beliau meminta supaya didoakan menjadi ahli al-Quran,” lanjutnya.

Setelah didoakan Nabi Khidlir, Simbah Munawwir bisa hafal dengan lancar dan khatam bil ghaib hanya dalam tempo waktu 83 hari.

“Ceritanya bapak (KH. Sya’roni Ahmadi-red) Mbah Munawwir itu kalau mengajar Mbah Arwani Amin mulai jam 02.00 dini hari hingga Subuh. Meski begitu, Mbah Arwani kalau siang tidak tidur,” katanya seperti diceritakan oleh Ayahanda Gus Hana, KH. Sya’roni Ahmadi.

Kata Gus Hana, Simbah Arwani waktu siang digunakan untuk mencatat keterangan Mbah Munawwir saat mengaji. Sampai akhirnya KH. Muhammad Arwani Amin mendapatkan barokah ilmu Al-Qur’an dari KH. Munawwir Krapyak, Yogyakarta.

“Termasuk tanda ia sudah menjadi ahli al-Qur’an adalah pribadinya selalu punya sifat tawadlu’ dan tidak pernah menyakiti perasaan orang yang dinasehati sebagaimana laku Nabi Muhammad SAW,” sampainya.(rid, mail/ adb)

Comments