KUDUS, Suaranahdliyin.com – Petani di Kudus, Tengah menikmati pesta panen raya dari hasil sawah yang dikelola. Pada Februari ini, sejumlah lahan pertanian di Kudus, siap panen dari masa tanam pertama. Hal ini menjadi kabar baik mengingat stok pangan, terutama gabah, merupakan hal penting dari sistem pangan nasional.
Hasil panen kali ini bisa menambah stok pangan di Kabupaten Kudus, yang selama ini menipis, hingga mengakibatkan meningkatkan harga beras hingga Rp. 17.000 per kilogram. Panen raya di Kudus ini membawa suka cita bagi sebagian besar petani Kudus, yang juga membawa keberkahan untuk warga sekitarnya. Secara berkala panen raya masa tanam pertama ini akan terus berlangsung sampai April 2024.
Pj Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie, sempat meninjau proses panen padi di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus pada Senin (26/2/2024) kemarin. Dalam kunjungan itu, Hasan merasa bersyukur karena apa yang ditanam petani di Kudus berhasil dipanen dengan hasil yang membanggakan.
Dia mengatakan, panen raya padi di Kudus sudah mulai merata di setiap wilayah persawahan. Panen padi musim tanam pertama ini sudah ada 9.116 hektare. 5.825 hektare di antaranya yaitu panen padi di lahan pertanian yang ada di Kecamatan Undaan. “Ini menggembirakan bagi petani yang sudah menunggu lama, sejak menanam sampai bisa panen kali ini,” katanya.
Para petani yang berdialog dengan Pj Bupati Kudus, merasa bergembera dan bersuka cita. Apalagi, beberapa pekan sebelumnya, ada ancaman banjir akibat meluapnya air dari Bendung Wilalung di Undaan Kudus. Panen raya ini merupakan kabar baik bagi petani karena saat ini harga gabah masih terbilang tinggi. Sementara bagi para konsumen ini merupakan kabar baik karena sebentar lagi stok beras di pasaran akan melimpah.
Pj Bupati Kudus M Hasan Chabibie pun mengungkapkan, bahwa panen raya ini untuk meningkatkan stok pangan di tengah menipisnya bahan beras di beberapa kawasan. “Harapannya bisa mempertebal stok pangan di tengah isu stok beras berkurang. Juga kontribusi untuk ketahanan pangan nasional,” ucapnya.
Selain itu, ia menilai bahwa target produksi gabah dari lahan pertanian yang ada di Kudus pada 2024 ini tidak muluk-muluk. Hasan mengatakan, sepanjang 2023 produksi gabah di Kabupaten Kudus yaitu sebesar 136.089 ton dari hasil panen lahan seluas 23.308 hektare. Rerata hasil per hektare yaitu 6,6 ton. Untuk itu, target produksi padi dari lahan pertanian di Kudus pada 2024 ini minimal sama dengan tahun 2023.
Sedang terkait stabilitas harga jual gabah dari petani, Hasan memang belum bisa memberikan kepastian. Sebab di situ ada mekanisme pasar karena fluktuasi harga salah satunya ditentukan oleh kuantitas stok yang ada di pasaran.
Hasan Chabibie menegaskan bahwa pihaknya menjadikan panen raya di Kudus ini juga sebagai kontribusi untuk memperkuat stok pangan nasional, juga menjadi pilar penting untuk mengamankan ketahanan pangan. (mail/ adb, gie)