Festival Permainan Tradisional 2025, Ikhtiar Agar Anak Lepas dari Gadget

0
67
Kemeriahan Festival Permainan Tradisional 2025 yang digelar Disparbud Jepara, baru-baru ini

JEPARA, Suaranahdliyin.com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara menggelar Festival Permainan Tradisional 2025 pada Ahad (21/12/2025).

Festival Permainan Tradisional 2025 yang di Museum RA Kartini yang lokasinya tak jauh dari Alun-alun Kabupaten Jepara, itu dimulai pukul 07.30 WIB.

Acara tersebut digelar, sebagai upaya menghidupkan kembali permainan tradisional di tengah maraknya penggunaan gawai pada anak-anak, sekaligus mengisi masa libur sekolah dengan aktivitas edukatif dan berbudaya.

Menurut Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Jepara, Ajib Gufron, festival ini dilatarbelakangi kekhawatiran terhadap kebiasaan anak yang terlalu banyak bermain gawai.

“Kalau tidak dari dini kita perkenalkan dengan permainan tradisional, takutnya nanti kasihan mereka. Permainan ini peninggalan leluhur yang harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada adik-adik,” katanya.

Pada kesempatan ini, dipertandingkan tiga jenis lomba, yakni ketapel, bakiak, dan dakon, dengan sasaran peserta anak SD.

Dan tercatat, tak kurang dari 300 peserta mengikuti kegiatan yang dilaksanakan sehari penuh itu. Lomba itu pun nampak makin menarik, demi melihat nuansa kebersamaan khas dolanan tradisional yang menekankan interaksi langsung antaranak.

Ajib menambahkan, permainan tradisional mengandung nilai pendidikan penting. “Ada nilai kerja sama, menghormati aturan, kejujuran, sportivitas, mengasah motorik, dan kemampuan memecahkan masalah.

“Jangan sampai adik-adik kita terjebak bermain gadget saja,” tegasnya. Ia menambahkan, kegiatan ini telah memasuki tahun keempat dan direncanakan berlanjut pada tahun mendatang,” tegasnya.

Disampaikannya, bahwa Disparbud Jepara berharap festival ini melahirkan anak-anak yang berprestasi di bidang permainan tradisional.

“Pemenang akan kami usulkan ke tingkat provinsi. Kami juga berharap orang tua dan guru mendorong anak mengenal dolanan tradisional, bahkan membiasakan bermain dakon di rumah agar tidak terus-terusan main HP,” katanya. (*)

Megah Permata Dewi, mahasiswa Prodi KPI FDKI UIN Sunan Kudus)

Comments