
SURABAYA, Suaranahdliyin.com – KH R Asnawi dinilai sangat layak diusulkan untuk menjadi Pahlawan Nasional. Sebab, selain sebagai ulama dengan keilmuan yang sangat mumpuni, KH R Asnawi adalah pejuang yang sangat anti terhadap kolonialisme (Belanda dan Jepang).
Demikian disampaikan Dr Abdulloh Hamid MPd, dosen Universitas Islan Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur.
Menurut Dr Abdulloh Hamid, sagasan nasionalisme dan antikolonialisme, sangat memengaruhi cara pandang KH R Asnawi.
“Sejumlah kritiknya terhadap Pemerintah Belanda, waktu itu, membuatnya beberapa kali didenda. Sementara pada zaman Jepang, saat KH R Asnawi diituduh menyembunyikan senjata api, membuatnya diseret ke markas Kempetai di Pati,” ujarnya.
Terkait sikap dan jiwa nasionalisme KH R Asnawi, bahkan dimanifestasikan antara lain dalam bait-bait syair “Sholawat Asnawiyah” yaitu: “Aman, Aman, Aman, Aman, Bindonesia Raya Aman.”
Sikap antikolonialisme KH R Asnawi, juga terlihat ketika beliau menolak untuk dijadikan penghulu oleh Charles Olke Van Der Plas (Gubernur Hindia Belanda), alasannya menjadi pegawai pemerintah akan membuatnya ‘enggan’ menerapkan “Aman Ma’ruf Nahi Munkar”
“Konsistensi antikolonialisme KH R Asnawi juga terlihat dari fatwanya yang mengharamkan penggunaan dasi, karena menyerupai (tasyabbuh) dengan penjajah,” lanjut Dr Abdulloh Hamid menambahkan.
Sementara itu, kontribusi penting KH R Asnawi antara lain sebagai salah satu assabiqunal awwalun di Nahdlatul Ulama (NU), di mana beliau tercatat pada awal pendirian NU sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
KH R Asnawi dan tokoh lainnya yang awalnya dikirim Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dalam misi “Komite Hijaz”. Kendati akhirnya, karena suatu hal, diganti oleh KH A Wahab Chasbullah dan Syeikh Ghanaim Al Misri. (ros/ rid, gie, adb)