Diskusi Buku dan Belajar Kaligrafi, Ngabuburit Ramadan ala KBPW

0
593
Ngabuburit denga Bedah buku di kampung Budaya Piji Wetan

KUDUS,Suaranahdliyin.com – Puasa Ramadan tak seharusnya menjadi alasan bagi seseorang untuk bermalas-malasan. Mengisi waktu luang dengan kegiatan produktif bisa menjadi alternatif ngabuburit ramadan sambil menunggu waktu berbuka.

Seperti yang dilakukan anak-anak dan remaja di Komunitas Kampung Budaya Piji Wetan Kudus. Sejak jam 2 siang, anak-anak muda ini mengisi kesibukannya di hari weekend dengan berdiskusi buku dan belajar kaligrafi. Suasana ramadan produktif ini terekam di kantor Kampung Budaya Piji Wetan pada Minggu kemarin (26/03/2023).

Diskusi ini dimotori oleh para pegiat Lumbung Baca KBPW yang dua pekan sekali mengadakan Arisan Buku (Arbuk) #3. Diskusi yang berlangsung cukup panjang, puluhan anak muda yang saling bertukar pendapat, adu argumen dan perbincangan terkait dua judul buku yang sudah menjadi pokok bahasan, Alpha Girls Guide karya Henry Manampiring yang bedah oleh Aprillia Shofiatus Salma.

Kemudian di sesi kedua yang membedah buku Dosen Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fahrudin Faiz dengan judul bukunya Menghilang, Menemukan Diri Sejati. Buku itu dibedah dengan saksama oleh Faiz Maulana.

Koordinator Lumbung Baca KBPW, Saiful Annas mengatakan arisan buku rutinnya harus tetap berjalan meskipun dalam keadaan puasa. Bahkan ia tak menyangka, antusias teman-teman cukup tinggi mengikuti arisan buku minggu ini.

“Kantor sampai penuh oleh teman-teman yang ikut diskusi. Meskipun puasa, kami bisa tetap mempunyai kegiatan produktif,” kata Annas kepada wartawan, Minggu (26/03/2023).

Di sebelah selatan kantor, tepatnya di atas Panggung Ngepringan KBPW, juga berkumpul anak-anak hingga remaja yang tengah asyik belajar kaligrafi. Dua kegiatan ini digabung menjadi satu di lokasi dan hari yang sama. Koordinator Kelas Kaligrafi, Musyafak menjelaskan bahwa sore itu merupakan pertemuan terakhir di kelas kaligrafi.

“Hari ini adalah pertemuan terakhir kelas kaligrafi selama tiga bulan ini, anak-anak akan melanjutkan project kaligrafinya untuk pameran nanti,” ujar Syafak.

Ia menambahkan, hasil karya kaligrafi anak-anak nanti, akan dipamerkan dalam Festival Takjil yang rencananya akan digelar dua minggu lagi. Dirinya berharap para peserta bisa merampungkan project kaligrafinya sore ini.

“Buat ngisi waktu luang selama puasa, jadi kelas tetap masuk. Ini juga anak-anak masih punya projek kaligrafi, jadi, harapannya si bisa selesai hari ini,” imbuhnya.

Salah satu peserta diskusi, Arif Lukman Hakim asal IAIN Kudus mengaku diskusi buku di KBPW cukup menyenangkan dan dapat membangkitkan semangat selama Ramadan.

“Biasanya siang hari kita tiduran, rebahan, ini malah ikut arisan buku, jadi hal yang membangkitkan semangat gitu. Meskipun butuh effort lebih kayak bensin dan waktu,” ungkap Lukman.(sim/adb) 

Comments