
KUDUS, Suaranahdliyin.com- Desa Padurenan, Kecamatan Gebog, menjadi desa pertama yang dinilai dalam lomba desa tingkat Kabupaten Kudus tahun 2023. Hadir sekaligus membuka acara, Bupati Kudus, Hartopo mengapresiasi upaya Pemerintah Desa (Pemdes) Padurenan untuk memulihkan perekonomian masyarakat pasca pandemi Covid-19.
Dikatakan Hartopo, Desa di Kecamatan Gebog itu memiliki UMKM yang memberdayakan warga setempat. Termasuk produk-produk UMKM Desa Padurenan memiliki produk yang inovatif dan berkualitas.
“Yang lebih membanggakan, produk-produk tersebut telah dipasarkan ke seluruh Indonesia,” kata Hartopo ketika membuka Penilaian Perlombaan Desa di Desa Padurenan, Gebog, Senin (27/03).
Sementara itu, Kepala Desa Padurenan, Thoni Hermawan mengungkapkan, desa memiliki berbagai UMKM yang telah menjangkau berbagai daerah di Indonesia. Seperti bordir, meubel, maupun rokok herbal.
Beberapa kuliner khas Padurenan seperti Pecelan Godong Telo Gendruwo, Geplak Sari, dan minuman Mlanger juga masih eksis. Thoni juga menjelaskan 10 program PKK telah dimaksimalkan.
“Setelah badai pandemi, memang UMKM paling berdampak. Tapi kami berupaya bangkit dan terus menjalankan program yang mendukung arahan dari Pak Bupati,” imbuh Thoni.

Thoni berharap, desa padurenan menjadi yang terbaik dan bisa mewakili Kudus untuk masuk ke tingkat provinsi. Ke depan, dia juga ingin penataan administrasi pemerintah desa padurenan menjadi lebih baik.
“Lebih lagi banyak inovasi dari masyarakat yang belum digali akan segera digali dan digerakkan semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi kabupaten Kudus,” harapnya.

Pada kesempatan yang sama, Camat Gebog, Bambang Gunadi menyampaikan, adanya lomba desa bisa memotivasi pemerintah desa dan warga untuk bersama-sama membangun desanya masing-masing.
“Seperti di Padurenan ini inovasi dan kreativitas masyarakatnya yang luar biasa,” katanya.
Dilihat pada 2022, lanjut Bambang, pembuatan rokok dari daun talas yang pemasarannya hingga Jawa Timur. Dan pada 2023, ada inovasi warga yang ekspor produknya ke Negara Korea. Dana desa senilai 1,5 miliar itu, bisa diinovasikan sesuai potensi masing-masing desa.
“Di Gebog sudah mulai mendirikan kios-kios termasuk pasar desa Kedungsari yang akan dilaunching akhir 2023 nanti,” katanya.(umi/adb)