BOYOLALI, Suaranahdlidin.com – Setiap manusia akan mengalami kematian serta membawa konsekuensi yang mereka lakukan. Jika kinerjanya baik akan mendapatkan pahala yang berlipat. Jika perilakunya buruk akan mendapat balasan yang setimpal baik di dunia, lebih-lebih di akhirat.
Ketua Idarah Ghusniyah Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Kiai Wafir, menyampaikan, ada tiga isi rapor orang yang meningal dunia.
“Pertama; akan dibangunkan dari alam kubur dengan membawa catatan amal, mulai balig sampai meninggal dunia,” tutur Kiai Wafir dalam prosesi pemakaman almarhum Jayin Hidayat, warga Dusun Seling, Desa Karangjati, Kecamatan Wonosegoro, Senin (15/7/2024).
Kedua; perlakuan keluarga, saudara, dan tetangga. Jika mereka baik akan menjadi nilai tambah bagi almarhum.
Dijelaskan Kiai Wafir, peran keluarga dan tetangga adalah bisa menambah ganjaran bagi yang meninggal.
Misalnya dengan menyelesaikan hutang, mendoakan dengan salat rahmat, tahlilan, baca Alquran, meneruskan kabaikannya, dan lainnya.
“Ini bisa dikatakan sebagai remidi bagi yang meninggal agar lulus atau tambah baik catatan kebaikannya dan masuk surga,” lanjut Kiai Wafir menambahkan. “Isi rapor yang ketiga, lanjut Kiai Wafir ialah hak prerogatif Allah,” ungkapnya.
Kiai Wafir juga mengingatkan, di setiap takziah mesti berusaha menyenangkan yang berduka cita sebagai pelipur lara. Seperti menunjukkan kebaikan almarhum dan menutupi kejelekannya.
“Keluarga dimohon ikhlas agar jalannya lancar. Karena semua penyakit ada obatnya, kecuali sakit yang menuju kematian. Semua kepunyaan Allah, akan kembali kepadaNya. Waktunya kapan? Tidak tahu!” terangnya.
Kiai Wafir yang juga Wakil Katib MWCNU Wonosegoro berpesan bagi yang masih hidup, agar lestari amal kebaikannya, maka berusaha istikamah dalam kebaikan, entah dalam keadaan sehat maupun sakit atau susah tetap semampunya mencari bekal hari kemudian. (siswanto ar/ ros, adb, gie, rid)