BOJONEGORO, Suaranahdliyin.com – Setiap manusia dinilai berdasarkan tingkat ketaatan dan ibadahnya kepada Allah swt. Dalam beragama, dai kondang asal Bojonegoro KH Anwar Zahid mengkategorikan manusia menjadi tiga tingkatan.
Tingkatan pertama adalah dholimul linafsih. Level ini menurut KH Anwar Zahid adalah tingkatan terendah. Karena manusia yang berada dalam level ini hanya menganiaya diri sendiri, bukan hidup untuk mencari ridho Allah.
“Dalam ikut ulama, dalam mencari ridho allah, level terendah dholim kepada diri sendiri,” kata KH Anwar Zahid dikutip Suaranahdliyin.com dalam chanel youtube NU online belum lama ini.
Tingakatan kedua adalah tingkatan muqtasid atau tengah-tengah. Di level ini, manusia beragama secara standar, tidak terlalu memburu duniawi dan juga tidak menyegerakan berbuat kebaikan.
“Ibarat orang jalan, itu ada yang lambat, standar dan ada yang sangat cepat,” jelas pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilunnajah Bojonegoro Jatim.
Sedangkan level tertinggi, sambung KH Anwar Zahid, adalah orang-orang yang orientasinya hanya mencari ridho Allah. Tingkatan ini dinamakan sabiqum bil khoirot bi idznillah atau gerak cepat dalam berbuat kebaikan.
“Paling tidak kita harus bisa sampai pada tingkat muqtasid,” tegasnya.
Beliau juga mengingatkan, sebisa mungkin untuk berikhtiar secara maksimal agar dapat mencapai tingkat tertinggi yaitu sabiqum bil khoirot bi idznillah.
“Tapi ini tidak mudah, karena utk mencapai hal tersebut harus membutuhkan syarat-syarat yang tidak instan, apalagi kita hidup di zaman yg mirip zamannya Nabi Nuh ketika terjadi banjir bandang,” terangnya.
Dijelaskan pula bahwa saat ini banjir yang terjadi di zaman sekarang bukanlah banjir bandang seperti zamannya Nabi Nuh. Melainkan, banjirnya kesenjangan antara sesama manusia, degradasi moral dan kejahatan yang ada dimana-mana.(Hasyim/rid)