Di lingkungan sebuah pesantren, kang Wawan termasuk santri kawak yang memiliki kepedulian tinggi. Ia selalu perhatian kepada santri seangkatan maupun di bawahnya.
Ketika ada santri jajan di warung dan bertemua dengannya, kang Wawan suka membayarkan alias ‘ngebosi’. Beberapa santri-pun merasa kagum akan jiwa sosial kang Wawan ini.
“Kang Wawan itu memang baik hati ya,”ujar kang Ahmad membuka jagongan di teras warung kopi.
“Iya kang, dia suka bayari santri di sini,”sahut Rohim.
“Setiap saya ngopi dan ada kang wawan, saya tidak pernah bayar kang,”timpal kang Imam.
“Kita doakan aja moga rizkinya lancar tambah barokah,”kata Rohim.
“Amin. Sebetulnya dia nyambi (kerja) apa ya kang?,”tanya Imam heran.
Hampir semua santri tidak ada yang tahu kesibukan kang Wawan selain mengaji. Tetapi, kang Ahmad tiba-tiba menyeletuk,”Kang wawan itu santri kemenag,”
“Maksudnya kang?,”tanya Imam.
“Apa dia pegawai kemenag?,”timpal yang lain.
“Bukan pegawai kemenag. Yang jelas kang Wawan adalah santri yang ‘Ikhlas beramal”sebagaimana jargon Kemenag hehe,”jelas kang Ahmad sambl tersenyum.
“Gerrr..,”semua yang mendengar jawaban kang Ahmad tertawa lepas.
“Hahaha…Cocok kang,”seloroh Rohim.
Dari situ, istilah “santri kemenag” hingga kini menjadi sebutan populer buat santri yang suka beramal. Selamat Hari Amal Bakti Kemenag. (Qomarul Adib)
