KUDUS,Suaranahdliyin.com – Sebagai perempuan penyandang disabilitas, sosok satu ini sungguh luar biasa. Kendati memiliki keterbatasan fisik, ia tetap berusaha bisa memberikan kemanfaatan pada orang lain.
Semangat itulah yang ditunjukkan Ketua Pimpinan Cabang Fatayat NU Lasem Fatimah Asri Muthmainnah saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Pelajar di MANU Banat Kudus, belum lama ini.
Mengawali motivasinya, Pengasuh pesantren Al-Aziz Lasem yang biasa disapa Umi Aci ini menuturkan peristiwa dirinya mengalami kecelakaan 10 hari setelah menikah. Akibat kejadian itu, tangan kirinya putus dan tangan kanan harus diamputasi. Waktu memasuki ruang UGD,Umi Aci memohon kepada Allah supaya dirinya bisa tetap seperti kondisi lengkap,
“Kalau benar ini cobaan, insya allah saya terima. Saya hanya minta, jangan sampai hidup saya berubah. Jadikan hidupku seperti semula karena saya masih ingin tetap memberi manfaat orang lain,”tuturnya.
Umi Aci mengatakan perempuan biasanya mengalami stigma hanya pada urusan dapur, kasur dan sumur. Tetapi bagi perempuan disabilitas sebaliknya, dirinya dianggap tidak bisa melakukan semuanya.
“Muncul diskriminasi, Karena (dinilai) merawat diri sendiri tidak bisa.”ucapnya.
Meski sejuta tantangan menghadang, Umi Aci tetap tegar menghadapinya. Ia tetap bersyukur dan berusaha menjalani serta mengambil hikmahnya. Umi aci tetap mampu menunjukkan kemampuannya menebar manfaat di tengah masyarakat.
“Alhmadulillah, sejak tahun 2021 saya terpilih menjadi anggota Komisi Nasional Disabilitas (KND) dan dilantik presiden Jokowi,”terangnya.
Kini, Umi Aci memiliki kesibukan yang tebih dibanding sebelum menyandang disabilitas. Ia sering menghadiri undangan menjadi pembicara diskusi. Setiap kesempatan, ia selalu meminta dukungan masyarakat supaya mau menerima kehadiran kaum disabilitas.
“Mereka (kaum disabilitas) itu sangat luar biasa. Mereka berkeyakinan, adanya perbedaan bukan halangan karena keterbatasan,”tandasnya.
Ketika membicarakan tema perempuan multi peran dalam menghadapi sejuta tantangan, Umi Aci mengatakan sudah saatnya perempuan menanamkan kesadaran. Dimana, perempuan harus mengaktualisasikan dirinya sebebas mungkin dengan tetap memegang koridor.
“Insya Allah, pasti akan bermanfaat di lingkungan sekitar atau dimanapun kalian berada. Dan juga mendapat tempat di masyarakat,”tandasnya.(adb/ros)