
SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Jateng melalui Bidang Penelitian, melatih enumerator melalui coaching penelitian tangkal terorisme, yang diikuti peserta dari enam daerah, yaitu Tegal, Solo, Semarang, Demak, Magelang dan Semarang. Kegiatan ini terlaksana Sabtu (5/9/2020) di kantor PWNU Jateng.
Ketua FKPT Jateng, Prof Dr Syamsul Ma’arif M.Ag., dalam pengarahannya menegaskan, bahwa jihad kontra radikalisme menjadi bagian dari kewajiban para warga negara, khususnya pemuda.
“Kalau mereka (teroris) melakukan jihad radikal, maka kita jihad kontra radikalisme atau jihad kebhinekaan hukumnya wajib,” tegasnya.
Dia mengemukakan, berkhidmat kepada bangsa, dapat dilakukan dengan melawan terorisme. Mengutip kitab Idzatun Nasyi’in karya Syaikh Mustafa Al-Ghalayani dia menjelaskan “al wathaniyatul haq hubbu ishlahil wathan, wasyaa’yu fi khidmatih hubbul wathan minal iman” yang intinya khidmah kepada bangsa dan negara harus sungguh-sungguh, bukan merusak atau seperti teroris yang merusak.
“Maka jihad kontra radikalisme menjadi bagian dari usaha-usaha yang bisa dilakukan sebagai implementasi sebagai bagian dari hubbul wathan minal yang sudah diimplementasikan ulama-ulama Nusantara dalam memerangi penjajah zaman dulu,” tegasnya.
Dijelaskannya, tema Coaching Enumerator sangat relevan dengan kostum para peserta. “Saya bangga sekali, semuanya merah putih. Ini sesuai tema coaching enumerator ‘Survei Nasional Penguatan Kebhinekaan dan Literasi Digital dalam Upaya Menangkal Radikalisme dan Terorisme’,” lanjutnya menambahkan.
Dalam pandangannya, tema coaching sangat seksi dan relevan di era sekarang, karena radikalisme sudah tersebar di mana-mana. “Di luar negeri ada 1500 orang yang terlunta-terlunta karena terpesona dengan ide-ide radikalisme. Ini adalah semua elemen masyarakat. Yang saya heran adalah perempuan, mereka yang identik dengan kelembutan namun kok bisa terpapar radikalisme,” katanya.
Untuk Jateng sendiri ada tiga orang yang ditangkap, salah satunya perempuan. Maka Prof Syamsul pun berharap, enumerator yang dilatih hari ini untuk serius melakukan riset, karena itu menjadi bagian dari jihad kontraradikalisme.
“Dalam penelitian ini, nanti ada pemetaan kajian-kajian di lapangan berbasis riset. Ini kerja berbasis survei dan upaya problem solving, karena meski dari segi amaliyah di Jateng rendah, namun dari segi pemikiran masih tinggi. Ada sekitar 45 % dari hasil survei tahun lalu,” terangnya.
Selain Prof Dr Syamsul Ma’arif M.Ag., nampak hadir dalam coaching tersebut jajaran pengurus FKPT Jateng H. Iman Fadhilah, Edi Kurniawan, Dra Atiek Suniarti MSi, Hamidulloh Ibda, Ahmad Rouf dan Faizin. (*/ ibda, ros, adb)