
KUDUS,Suaranahdliyin.com – Dalam semangat memeringati Hari Santri Nasional, Pimpinan Anak Cabang (PAC,) Muslimat dan Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) kecamatan Dawe menggelar acara kirim doa untuk para muassis (pendiri) NU Kecamatan Dawe di gedung MWC NU setempat, Jumat Legi (31/10/2025). Acara tersebut dihadiri sekitar 300 jamaah Muslimat dan Fatayat NU dari berbagai ranting se-Kecamatan Dawe.
Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Dawe, Suti’ah, S.Pd.I, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh jamaah yang telah hadir.
“Kegiatan ini merupakan peringatan Hari Santri yang diselenggarakan bersama Muslimat dan Fatayat se-Ancab Dawe. Tujuan utamanya adalah mengirim doa bagi para muassis NU Kecamatan Dawe yang telah mendahului kita, terutama para pejuang NU yang berjasa dalam menegakkan agama dan bangsa,” ujarnya.
Selain itu, kegiatan tersebut juga diisi dengan kirim doa khusus untuk almarhumah Hj. Sulikhah, yaitu sosok ketua Muslimat Dawe periode 2020-2025 yang dikenal aktif dan berdedikasi tinggi dalam perjuangan organisasi.

Dalam kesempatan itu, KH. Salman Kholil menyampaikan mauidhah hasanah. Ia menegaskan bahwa peran perempuan sangat besar dalam menjaga kekuatan umat dan bangsa.
“Muslimat dan Fatayat adalah tonggak kekuatan NU. Ibu-ibu merupakan tiang negara. Jika tiangnya kuat, maka negara pun akan kuat,” tutur KH. Salman.
KH Salaman juga menekankan bahwa kekuatan laki-laki bersumber dari perempuan, sebagaimana Nabi Muhammad ﷺ yang mendapat dukungan luar biasa dari Sayyidah Khadijah ra.
“Istri harus mendukung suami yang aktif dalam kegiatan keagamaan. Mari bersama-sama bersemangat membesarkan NU,” pesannya.
KH. Salman juga mengingatkan makna Hari Santri Nasional sebagai momentum untuk meneladani semangat juang para ulama dan santri.
“Hari Santri mengingatkan kita pada perjuangan ulama dan santri yang bukan hanya berdzikir, tetapi juga berjuang mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan Indonesia,” jelasnya.
Ia menuturkan, setelah proklamasi kemerdekaan tahun 1945, Belanda kembali datang. Bung Tomo kemudian sowan kepada KH. Hasyim Asy’ari untuk meminta fatwa, yang melahirkan seruan jihad mempertahankan kemerdekaan.
“Itulah jiwa nasionalisme dan cinta tanah air para ulama dan santri,” tegasnya.
Acara kirim doa dan peringatan Hari Santri ini berlangsung khidmat dan penuh kekeluargaan. Selain pembacaan tahlil dan doa bersama, kegiatan juga menjadi ajang memperkuat silaturahmi antara Muslimat dan Fatayat NU se-Kecamatan Dawe serta meneguhkan komitmen untuk terus berjuang di jalan dakwah dan kebangsaan.(yuliana/adb)




































