Penguatan Manajemen dan Akuntansi di Pesantren Bukan Sekadar Penuhi Tuntutan Administratif

0
239
Rais PWNU Jawa Tengah menjadi pembicara halaqah pesantren di Demak belum lama ini

DEMAK,Suaranahdliyin.com – Penguatan manajemen dan akuntansi di pesantren bukan sekadar memenuhi tuntutan administratif, melainkan bagian dari amanah dalam mengelola sumber daya umat.

Demikian yang disampaikan Rais PWNU Jawa Tengah  KH. Ubaidullah Shodaqoh dalam acara Halaqah Pesantren bertema “Manajemen dan Akuntansi Pesantren” yang digelar di Pondok Pesantren Asnawiyyah, Demak, pekan lalu. Ia menjadi pembicara halaqah bersama dosen Pascasarjana Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Provita Wijayanti, SE., M.Si., Ak, CA, AWP, IFP, Ph.D,

Kiai yang akrab disapa Mbah Ubaid ini mengatakan pesantren harus menjadi teladan dalam pengelolaan (manajemen) yang transparan dan bertanggung jawab. “Akuntansi bukan hanya perkara angka, tetapi bagian dari akhlaqul karimah dalam menjaga kepercayaan umat,” ujarnya.

Mbah Ubaid mengingatkan agar pesantren tidak kehilangan ruh spiritual dan nilai keikhlasan di tengah penerapan sistem manajerial modern. “Manajemen dan akuntansi boleh modern, tapi niatnya tetap lillah. Jangan sampai semangat keikhlasan yang menjadi ciri khas pesantren terkikis oleh formalitas administratif,”imbuhnya.

Sementara Provita Wijayanti, SE., M.Si., Ak, CA, AWP, IFP, Ph.D, menjelaskan pentingnya penerapan sistem keuangan berbasis akuntabilitas di lembaga pendidikan keagamaan, termasuk pesantren. Menurutnya, akuntansi bukan hanya instrumen pencatatan keuangan, tetapi juga alat untuk mewujudkan transparansi dan tanggung jawab moral lembaga.

“Akuntansi pada dasarnya adalah bahasa keuangan yang membantu lembaga memahami kondisi keuangannya secara nyata. Bagi pesantren, sistem akuntansi yang baik dapat membantu dalam perencanaan, pelaporan, serta pengawasan keuangan agar lebih efisien dan amanah,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa penerapan akuntansi di pesantren tidak harus rumit, melainkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas lembaga. Yang terpenting adalah adanya komitmen untuk mencatat setiap transaksi secara tertib dan jujur.

“Dengan demikian, pesantren dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan mitra donatur karena laporan keuangannya lebih transparan dan akuntabel,” tambah Provita Wijayanti.

Kegiatan di Demak ini merupakan putaran ketiga dari serangkaian Halaqah Pesantren yang diselenggarakan oleh RMI PWNU Jawa Tengah bekerja sama dengan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah dalam rangka Hari Santri Nasional (HSN). (Zulfa/adb)

Comments