
PATI, Suaranahdliyin.com – Rabu (27/3/2019) siang, sekitar pukul 14.00, di halaman Kantor PCNU Kabupaten Pati. Puluhan kader muda Nahdlatul Ulama (NU) di Bumi Minatani itu, telah duduk di kursi yang telah tersedia, di samping panggung utama yang disiapkan untuk istighasah kebangsaan.
Di kantor utama, nampak H. Yusuf Hasyim, Ketua PCNU Kabupaten Pati, berbincang dengan beberapa pengurus lain. Salah satunya Dr. Jamal Ma’mur Asmani, penulis buku biografi ‘’ KH. Ahmad Fayumi Munji’’.
Tak lama benar setelah Ashar, gelaran bedah buku biografi yang ditulis cendekiawan muda Pati, Jamal Ma’mur Asmani, pun dilangsungkan. Nampak hadir dalam acara yang dipandu Gus M. Zaim (Wakil Ketua PCNU Pati) itu dihadiri pula KH. Umar Fayuni yang tak lain adalah putra dari KH. Ahmad Fayumi.
Dr. Jamal Ma’mur Asmani, dosen Institut Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA), mengawali acara bedah buku dengan lontaran yang sangat mendasar: ‘’Dalam hal apa meneladani KH. Ahmad Fayumi?’’
Dia pun lebih lanjut menjelaskan, keteladanan KH. Ahmad Fayumi di antaranya dalam hal thalabul ilmi. ‘’Mbah Fayumi lahir dari keluarga paspasan, tetapi semangatnya menuntut ilmu sangat luar biasa,’’ paparnya.
Selama menuntut ilmua, Mbah Fayumi –demikian KH. Ahmad Fayumi biasa disebuh oleh masyarakat luas- sebagai santri yang cerdas dan kuat hafalannya. ‘’Kekuatan hafalan Mbah Fayumi sangat kuat, terutama kitab Alfiyah Ibnu Malik,’’ ujarnya.
Mbah Fayumi antara lain pernah belajar di Madrasah Mathaliul Falah, kemudian nyantri kepada para kiai di Kajen, seperti Kiai Muhammadun Abdul Hadi yang tak lain adalah murid dari KH. Hasyim Asyari. ‘’Mbah Fayumi yang senang tirakat sejak muda, ini juga pernah belajar kepada KH. Zubair Dahlan di Sarang,’’ Dr. Jamal Ma’mur Asmani menambahkan.
Keteladanan lain, Mbah Fayumi yang ‘alim dalam berbagai cabang ilmu seperti fikih, ushul fikih, juga falak, adalah sosok yang sangat hormat terhadap guru. ‘’Sangat luar biasa takzimnya Mbah Fayumi terhadap guru atau kiaianya,’’ lanjutnya.
Sementara itu, terkait perjuangan di Nahdlatul Ulama (NU), Mbah Fayumi pada masa hidupnya pernah berpesan kepada para pengurus NU agar menjalankan amanah dengan sebaik mungkin.
‘’Dadi pengurus NU itu amanah,’’ tegas Mbah Fayumi yang dikenal sebagai sosok yang tidak mau memanfaatkan NU untuk keuntungan pribadinya maupun kelompok dan tak segan mendatangi para kader muda potensial untuk membantu memperjuangkan NU.
KH. Umar Fayumi, dalam paparannya, menuturkan, membaca biografi seorang tokoh, yang paling mendasar untuk dipahami adalah kesadaran psikologis, apalagi membaca (mempelajari) biografi ulama.
‘’Mengkaji biografi ulama, sangat penting menggunakan psikologi ruhani,’’ katanya di depan para peserta bedah buku. (Sugiono, Rosidi, Qomarul Adib)