BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Katib Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Wonosegoro, Boyolali, Kiai Kumaidi mengajak agar Al Qur’an benar-benar dijadikan imam, penerang, dan petunjuk di setiap langkah organisasi dan kehidupan secara luas.
“Bulan Ramadan yang mulia terasa cocok dengan diturunkannya Al Qur’an yang penuh keutamaan,” kata Kiai Kumaidi pada peringatan Nuzulul Qur’an dalam Tarawih Keliling (Tarling) Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Wonosegoro di Masjid Miftahul Huda Suruhan, Karangjati, Selasa (26/3/2024).
Kiai Kumaidi mengutarakan, Nuzulul Qur’an yang diperingati setiap Ramadan, mestinya juga memacu semangat baru untuk menjadi manusia baru yang berintegritas dan berani tampil menggantikan generasi terdahulu agar lebih maju.
Dirinya pun meminta pemuda harus bisa meneladani sifat Nabi dalam pergaulannya di Arab waktu itu sehingga ia dipercaya memimpin kaumnya.
“Semua mesti meneladani keistimewaan dari sifat Rasul yang senang menjalin kebersamaan berdasar sifat shidiq (jujur) dan amanah (dapat dipercaya) yang terkenal seantero Arab sebelum kerasulannya,” tutur pengasuh Pesantren Darussalam Bandung, Wonosegoro itu.
Karenanya, ia meminta pemuda Ansor harus belajar kesabaran, keteguhan, dan keberanian Nabi dalam menegakkan kebenaran tauhid di masyarakat jahiliyah, sebagai bekal kita menghadapi tantangan zaman.
“Tantangan kita saat ini luar biasa, apalagi di era digital yang serba cepat, bahkan detik per detik bisa terjadi perubahan,” ungkapnya.
Namun demikian Kiai Kuamidi yakin, pemuda Ansor mampu menangkap tantangan dan peluang itu menjadi potensi membangun diri dan organisasi. “Kebutuhan kita saat ini mampu bekerja sama dengan banyak pihak dan berpikir cepat agar tidak ketinggalan,” ujarnya.
Sehingga tambah Kiai Kumaidi, perlu ada tansformasi diri agar mampu menyambut era baru, yakni datangnya kemajuan NU, dengan menghadirkan pendidikan terbaik kepada keluarga dan lingkungan sekitar.
Sekretaris MWCNU Wonosegoro, M Bulkin MS, berbangga atas sejumlah kegiatan PAC GP Ansor Wonosegoro yang memperlihatkan rasa ukhuwah islamiyah, wathaniyah, dan basyariyah.
“Kami minta agar kerja sama dan dukungan dari badan otonom dan warga tambah terjalin kuat supaya kegiatan NU semakin nyata, termasuk melestarikan kedamaian dan kerukunan di masyarakat,” ujarnya.
Pengurus Takmir Masjid Miftahul Huda, Eko Saputro memberi apresiasi atas kehadiran MWCNU dan GP Ansor untuk bersama warga memperingati Nuzulul Quran 1445 Hijriyah. (siswanto ar/ ros, adb, gie, rid)