
SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Wisudawan Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) UIN Walisongo angkatan IV resmi dilepas, Rabu (5/8/2020). Penglepasan wisudawan dilakukan secara daring, mengingat masih dalam situasi pandemi Covid – 19
Dekan FPK UIN Walisongo, Prof Dr Syamsul Ma’arif pun menyampaikan berbagai pesan kepada para wisudawan. “Saya mewanti-wanti pada anak-anakku semua, bersyukurlah Anda semua sudah lulus S-1. Jika nanti Anda menjadi orang sukses, muliakanlah orang tua kalian, bombong hati mereka dan jangan pernah menyakiti hatinya, ” katanya.
Kalian semua, lanjut Prof Syamsul, sudah harus terjun ke masyarakat dan menjadi seorang pemimpin. “Syubbanu al-yaum rijalu al-ghad. Today is young, tomorrow will be a leader. Hari ini Anda harus siap berkontribusi bagi bangsa dan negara,” tegasnya.
Ketika berada di tengah masyarakat, ujarnya, senantiasalah belajar dan jangan sombong. Saatnya Anda belajar pada orang tua dan msyarakat sekitar kalian. Jangan pernah lupa untuk selalu membaca dan belajar. Jemput kesuksesan dengan membangun kolaborasi terhadap sesama. Hindari kompetisi yang saling sikut menyikut.
“Hakikat sarjana adalah seseorang yang senantiasa siap belajar dan membaca fenomena di tengah-tengah masyarakat. Karena orang disebut alim itu, sebenarnya orang yang tak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dimengerti. Melainkan, orang yang senantiasa mencari ilmu, melakukan kajian dan penelitian (long life education),” Prof Syamsul mengingatkan.
Lebih lauh, Dekan FPK itu berharap para wisudawan bisa menjadi penerus Arrazi (penulis Kitab “Tibb al-Funun”) sekaligus pencetus teori untuk terapi gangguan jiwa yang tersohor itu. Juga menjadi penerus Ibnu Sayyar Al-Waraq (penulis Kitab “at-Tabikh wa Islah al-Aqhdiyah al-Ma’kulat”). Al-Waraq lah yang mencatat resep masakan dan menjadi referensi tentang gizi di kalangan ilmuwan Barat dan Muslim.

“Anda harus menjadi pengganti dan penerus tokoh-tokoh Nusantara seperti Ki Hadjar Dewantara, menjadi penerus Mbah KJ Hasyim Asy’ari, dan menjadi generasi penerus KH Ahmad Dahlan.
“Jemput kesuksesan. Ciptakan habit menulis, daripada bengong dan sibuk melamar kerja. Sambil mencari kerja, isi waktu untuk menulis. Jangan berhenti bermimpi dan bermimpi, meskipun Anda sudah sarjana. Tentukan tema kehidupan Anda sendiri, dan jangan pernah bergantung sama orang lain. Saatnya Anda mandiri dan berkarya,” tandasnya. (mail, gie/ ros, rid, adb, luh)